RIAU24.COM - Shinkansen dikenal sebagai kereta peluru lantaran mampu melaju dengan sangat cepat. Namun, pada 30 September 2025 lalu, sebuah Shinkansen Hokkaido di Jepang tidak demikian.
Shinkansen yang memasuki Terowongan Seikan dalam perjalanan menuju ke Stasiun Shin Hakodate Hokuto tiba-tiba melaju pelan dengan kecepatan 36 km/jam sekitar pukul 23.00 waktu setempat.
Secara aturan, Shinkansen memang disarankan untuk melambatkan kecepatannya saat melewati terowongan bawah laut yang melintasi Selat Tsugaru yang memisahkan Hokkaido dan pulau utama Jepang, Honshu itu.
Semakin memasuki rel, laju kereta Shinkansen Hokkaido semakin lambat. Tetapi, pada saat keluar dari terowongan, kereta itu tetap bergerak lambat.
Baca Juga: Trump Mengisyaratkan Kemungkinan Israel Memulai Kembali Perang Gaza Jika Hal Ini Terjadi
Kecepatan Shinkansen Hokkaido saat itu tercatat hanya 36 km/jam dari yang seharusnya melaju dengan aman di kecepatan 160 km/jam.
Lantas, apa penyebabnya?
Operator Shinkansen Hokkaido, JR Hokkaido mengungkap penyebab kereta Shinkansen melaju dengan lambat. Dia mengatakan, hal itu bukan karena kendala teknis, melainkan karena alasan sederhana, yakni masinis melamun.
Dikutip dari Japan Today, saat kereta memasuki Terowongan Seikan, masinis mengaktifkan rem untuk menurunkan kereta ke kecepatan aman.
Setelah memasuki terowongan, rem seharusnya otomatis terlepas. Namun, masinis lupa mempercepat laju kereta karena kurang konsentrasi.
Seorang anggota kru lain menyadari bahwa mereka tidak melaju secepat biasanya dan segera menjelaskan situasi tersebut kepada masinis yang bertugas. Masinis kembali sadar setelah menerima panggilan telepon dari anggota kru tersebut.
Baca Juga: Uruguay Menjadi Negara Pertama di Amerika Latin yang Melegalkan Eutanasia
Kereta dilaporkan tetap tiba tepat waktu di stasiun tujuannya di Shin Hakodate Hokuto. Tidak ada penumpang yang terluka dalam insiden tersebut.
Dikutip dari FNN Jepang, 50 penumpang di dalam kereta dipastikan selamat. Meski demikian, pihak Shinkansen Hokkaido tetap melakukan pemeriksaan terhadap masinis karena telah melakukan penyimpangan dari prosedur operasional kereta secara normal.
Pemeriksaan dilakukan dengan memfokuskan penyebab kesadaran masinis terganggu. Adapun masinis yang bertugas telah meminta maaf atas insiden tersebut. Dia berjanji akan mengambil tindakan untuk mencegah agar hal serupa tak terulang.