Yel-yel 'Makzulkan Gibran' Dinyanyikan Emak-emak Saat Roy Suryo Cs Dilarang Masuk Kemendikdasmen 

R24/zura
Yel-yel 'Makzulkan Gibran' Dinyanyikan Emak-emak Saat Roy Suryo Cs Dilarang Masuk Kemendikdasmen.
Yel-yel 'Makzulkan Gibran' Dinyanyikan Emak-emak Saat Roy Suryo Cs Dilarang Masuk Kemendikdasmen.

RIAU24.COM -Roy Suryo Cs menggeruduk Kantor Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Jakarta Pusat, Kamis (16/10/2025) sore. 

Mereka menuntut Kemendikdasmen untuk mencabut SK penyetaraan ijazah SMA Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka. 

Suasana pun memanas kala Roy Suryo Cs hendak memasuki gedung utama Kemendikdasmen. 

Pasalnya, petugas keamanan tak memperbolehkan semua orang yang menemani Roy masuk ke dalam gedung.

Terlihat, ahli digital forensik Rismon Sianipar hingga advokat Kurnia Tri Royani melobi dengan petugas keamanan. 

Para pendukung Roy yang sebagian besar adalah emak-emak ini pun bersikeras agar bisa masuk ke dalam.

Petugas keamanan pun telah bersiaga di pintu masuk Kemendikdasmen. Lantas, para emak-emak menyanyikan yel-yel agar Gibran dimakzulkan. 

Terlihat, Roy hanya tersenyum "Makzul, makzul makzulkan Gibran. Makzulkan Gibran sekarang juga," seru para emak-emak. Hingga akhirnya, Roy berbicara agar dirinya masuk sendiri. 

Tak berselang lama, Roy kembali dan menyampaikan Rismon, Tifa, dan kuasa hukumnya Jahmada Girsang diperbolehkan masuk. 

Sebelumnya, Roy Suryo Cs menggeruduk Kemendikdasmen, Kamis (16/10/2025) sore. Kedatangannya, untuk mendesak Kemendikdasmen mencabut SK penyetaraan SMA Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka. 

Roy membawa salinan Surat Keterangan (SK) yang menyatakan Gibran telah menyelesaikan pendidikan grade 12 di UTS Insearch, Sydney, Aurtralia. SK itu diterbitkan pada 6 Agustus 2019.

"Ya, yang jelas ini aja, surat keterangan ini menurut banyak pakar hukum juga ini tidak sah. Satu, ini harusnya berwujud surat keputusan, menimbang, dan seterusnya. (Padahal) ini hanya surat keterangan dan kita mau tanya dasarnya surat keterangan," kata Roy sebelum masuk. 

Ia berkata, ada10 syarat penyetaraan, salah satunya rapor hingga kelas 3 atau 12 SMA. Namun, Roy mengaku hanya mendapat dua lembar salknan rapor Gibran yakni pada kelas 10 dan 11 SMA. 

"Kurang, harusnya ada kelas 12. Nah, kelas 12 itu mau dicari-cari, coba diakali dengan UTS. UTS tidak mungkin menerbitkan rapor kelas 12, karena kelas 12 itu adalah kelas 3 SMA," kata Roy. 

Namun, ia berkata, UTS yang ada di Australia itu hanya lembaga kursus, bukan lembaga pendidikan. 

"Jadi hanya matrikulasi. Ini panjangnya sebenarnya maksimal 12 bulan, minimal 9 bulan. Gibran itu hanya 6 bulan, fakta itu sudah, Gibran itu hanya 6 bulan dan tidak lulus," katanya

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak