Kota Sudan Diserbu Paramiliter RSF: Pertempuran Sengit Terjadi 7 Jam, Warga Hadapi Teror dan Kelaparan

R24/zura
Kota Sudan Diserbu Paramiliter RSF: Pertempuran Sengit Terjadi 7 Jam, Warga Hadapi Teror dan Kelaparan. (Tangkapan layar France24)
Kota Sudan Diserbu Paramiliter RSF: Pertempuran Sengit Terjadi 7 Jam, Warga Hadapi Teror dan Kelaparan. (Tangkapan layar France24)

RIAU24.COM -Pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) kembali melancarkan serangan besar-besaran ke kota el-Fasher, Darfur barat, Sudan, Jumat, 11 Juli 2025 waktu setempat. 

Dalam pertempuran sengit selama tujuh jam yang menyebabkan jatuhnya sejumlah korban dan meluasnya kekacauan di kota yang telah dikepung selama lebih dari satu tahun.

Mengutip dari laporan BBC, Senin, 14 Juli 2025, RSF berhasil menguasai pasar ternak, penjara Shalla, serta markas Pasukan Cadangan Militer sebelum akhirnya dipukul mundur oleh militer Sudan pada Sabtu pagi.

El-Fasher merupakan satu-satunya kota besar di wilayah Darfur yang masih berada di bawah kendali militer Sudan.

Sejak pecahnya perang saudara pada April 2023, kota ini menjadi benteng pertahanan terakhir pemerintah di wilayah barat yang dilanda kekacauan.

Seorang warga bernama Siddig Omar mengatakan bahwa RSF memasuki kota dari arah selatan dan barat daya. Serangan ke-220 ini dilakukan setelah beberapa pekan serangan artileri dan drone dari posisi parit-parit yang mereka gali di sekitar kota.

Video yang dirilis RSF menunjukkan mereka berjalan di area pasar ternak yang telah kosong selama berbulan-bulan akibat perang. 

Meski berhasil menembus beberapa fasilitas penting, militer Sudan mengklaim berhasil memukul mundur mereka dan menimbulkan "kerugian besar" di pihak RSF.

Namun, Omar mengungkap bahwa serangan drone RSF masih berlanjut pada Sabtu. "Salah satu peluru menghantam mobil sipil di dekat rumah saya dan menewaskan lima orang di dalamnya," ujarnya.

Krisis kemanusiaan terburuk di dunia

Menurut PBB, konflik Sudan telah menewaskan lebih dari 150.000 orang dan menyebabkan 12 juta orang mengungsi, terbesar di dunia saat ini. Kota el-Fasher sendiri kini dijuluki sebagai "perangkap maut" oleh Mathilde Vu dari Norwegian Refugee Council (NRC).

Kondisi di lapangan disebut semakin parah setelah RSF merebut kamp pengungsi Zamzam pada April lalu. Kamp tersebut sebelumnya menjadi tempat perlindungan terbesar di Sudan. Banyak pengungsi yang kini mencari perlindungan ke kota Tawila, sekitar 60 km dari el-Fasher.

Tawila kini menampung hampir 379.000 pengungsi. Mereka menghadapi wabah kolera dan ancaman hujan lebat yang diperkirakan akan menghancurkan tempat tinggal darurat.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak