Donald Trump Dicemooh Saat Final Piala Dunia Antarklub FIFA di New Jersey

R24/tya
Presiden AS Donald Trump menyaksikan saat ia menyerahkan medali juara kedua kepada penyerang Paris St. Germain asal Prancis nomor punggung 10, Ousmane Dembele, setelah Chelsea mengalahkan Paris St. Germain dalam final Piala Dunia Antarklub FIFA, di Stadion MetLife di East Rutherford, New Jersey pada
Presiden AS Donald Trump menyaksikan saat ia menyerahkan medali juara kedua kepada penyerang Paris St. Germain asal Prancis nomor punggung 10, Ousmane Dembele, setelah Chelsea mengalahkan Paris St. Germain dalam final Piala Dunia Antarklub FIFA, di Stadion MetLife di East Rutherford, New Jersey pada

RIAU24.COM Donald Trump merasakan penderitaan dan kegembiraan sepak bola pada hari Minggu saat ia dicemooh di final Piala Dunia Antarklub FIFA, bahkan saat ia ikut serta dalam beberapa perayaan penuh semangat bersama sang juara Chelsea.

Presiden AS berada di depan dan di tengah saat para pemenang naik ke panggung, tersenyum lebar dalam dasi merahnya dan bertepuk tangan serta melompat bersama para pemain saat The Blues yang gembira mengangkat trofi berkilau, yang telah dipersembahkannya kepada kapten Reece James.

Namun beberapa saat sebelumnya, suara cemoohan keras terdengar di tengah sorak-sorai dan tepuk tangan saat Trump berjalan ke lapangan untuk menghadiri perkenalan dengan presiden FIFA Gianni Infantino, sebelum musik di stadion dinyalakan.

Sebelumnya, miliarder Republik itu juga mendapat tepuk tangan saat ia dan Ibu Negara Melania Trump tiba untuk pertandingan di stadion MetLife di New Jersey, tepat di luar Kota New York.

Namun ketika layar jumbotron sebentar memperlihatkan Trump memberi hormat pada lagu kebangsaan AS, lebih banyak lagi cemoohan yang terdengar di stadion raksasa itu, sebelum kamera dengan cepat beralih.

Penghinaan itu tidak menyurutkan semangat sang presiden saat ia menyerahkan trofi kepada para pemain bintang termasuk Bola Emas untuk pemain terbaik kepada Cole Palmer, diikuti dengan jabat tangan dan medali kepada Paris Saint-Germain yang kalah.

Ia kemudian menyebut kerumunan itu luar biasa.

"Kami bersenang-senang," ujarnya kepada wartawan saat mendarat di Pangkalan Gabungan Andrews di luar ibu kota AS, Washington, setelah pertandingan.

Kehadiran politisi Republik itu di pertandingan itu juga terjadi pada peringatan satu tahun percobaan pembunuhan yang ia selamatkan dalam rapat umum pemilihan di Pennsylvania.

Trump tidak merahasiakan keinginannya untuk menggunakan kejuaraan klub tahun ini dan Piala Dunia 2026 tahun depan sebagai simbol ‘Zaman Keemasan Amerika’ selama masa jabatan keduanya di Gedung Putih.

Piala Dunia tahun depan, yang finalnya akan diadakan di stadion yang sama, akan bertepatan dengan peringatan 250 tahun kemerdekaan Amerika.

Trump bahkan telah membentuk gugus tugas Gedung Putih untuk memastikan kejuaraan tahun depan yang diselenggarakan bersama Kanada dan Meksiko berjalan lancar.

Trump telah membina hubungan dekat dengan Infantino, yang sering berkunjung ke Gedung Putih.

Presiden telah menyimpan trofi Piala Dunia Antarklub di samping mejanya di Ruang Oval sejak presiden FIFA berkunjung pada bulan Maret.

Infantino, yang tidak asing lagi berurusan dengan para pemimpin dunia yang keras kepala termasuk Vladimir Putin dari Rusia menjelang Piala Dunia 2018, mengucapkan terima kasih kepada Trump atas dukungannya pada hari Sabtu.

Ia mengatakan Trump telah segera menyadari pentingnya Piala Dunia Antarklub FIFA, dan tentu saja Piala Dunia tahun depan.

Infantino juga bercanda bahwa Trump tentu saja juga menyukai trofi itu yang lengkungannya berlapis emas sesuai dengan perubahan warna emas yang diberikan presiden pada Ruang Oval.

Namun kegemaran Trump terhadap sepak bola, atau seperti yang ia katakan, sepak bola, juga bersifat pribadi.

Putra presiden yang berusia 19 tahun, Barron, adalah seorang penggemar, seperti yang ditunjukkan Infantino dalam konferensi pers di kantor baru FIFA di Trump Tower di New York pada hari Sabtu.

Ketika ditanya apakah Trump menyukai permainan tersebut, Infantino menjawab, "Ya, saya rasa dia menyukainya. Pada masa jabatan pertamanya sebagai presiden Amerika Serikat, ada sebuah gawang sepak bola di taman Gedung Putih."

"Dia kemudian menjelaskan kepada saya bahwa putranya menyukai sepak bola, dan dia juga menyukai permainan itu. Dan tentu saja, sebagai orang tua, kita mencintai apa yang disukai anak-anak kita, jadi saya rasa dia juga menyukainya," tambahnya.

Sebagai siswa sekolah asrama di Akademi Militer New York, Trump sendiri juga dilaporkan memainkan permainan tersebut selama satu musim.

Namun dalam bentuknya yang khas, Trump juga mencampurkan kontroversi politik dengan kegemarannya bermain sepak bola.

Saat menjamu klub Italia Juventus di Ruang Oval pada bulan Juni, ia menyampaikan kecaman terhadap kaum transgender dalam olahraga sebelum bertanya kepada para pemain, "bisakah seorang wanita masuk tim kalian, kawan?"

Sebagian besar pemain tampak bingung sebelum manajer umum Juventus Damien Comolli menjawab, "kami memiliki tim wanita yang sangat bagus."

"Dia bersikap sangat diplomatis," kata Trump.

Tindakan keras Trump terhadap imigrasi garis keras bagian dari kebijakan, ‘America First’ telah memicu kekhawatiran bahwa penggemar sepak bola akan enggan datang ke Amerika Serikat untuk menyaksikan Piala Dunia 2026.

Pada bulan Mei, Wakil Presiden JD Vance mengatakan bahwa para penggemar akan dipersilakan untuk datang, tetapi ketika waktunya habis, mereka harus pulang.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak