Israel Menjatuhkan 'Bom Gempa' di Suriah, Ledakan Terdaftar Pada Skala Richter

R24/tya
Tangkapan layar ledakan di Suriah oleh 'bom gempa' Israel /net
Tangkapan layar ledakan di Suriah oleh 'bom gempa' Israel /net

RIAU24.COM Serangan Israel di situs militer Suriah memenuhi langit dengan ledakan 'kolosal' saat ledakan itu tercatat pada sensor gempa, menurut kelompok pemantau perang.

“Situs-situs militer yang terletak di wilayah pesisir Tartus menjadi sasaran salah satu serangan terberat di wilayah Suriah dalam lebih dari satu dekade,” kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

"Pesawat-pesawat tempur Israel meluncurkan serangan yang menargetkan serangkaian lokasi termasuk unit pertahanan udara dan 'depot rudal permukaan-ke-permukaan," kata pemantau perang dalam apa yang disebutnya serangan terberat di wilayah pesisir Suriah sejak dimulainya serangan pada tahun 2012.

Menurut para pejabat, ledakan itu sangat besar sehingga magnitudonya 3,0 tercatat pada sensor seismik.

Tartus telah menjadi salah satu dari dua pangkalan militer Rusia di Suriah dan sebelumnya digunakan sebagai pangkalan angkatan laut dan depot amunisi.

Ledakan besar, bersama dengan ledakan sekunder, menunjukkan bahwa sejumlah besar persenjataan yang tersimpan hadir di daerah tersebut.

Video ledakan beredar di media sosial

Dalam video dramatis yang beredar di platform media sosial, kilatan terang besar terlihat, diikuti oleh berbagai ledakan yang menyebabkan terbentuknya awan asap besar ke udara.

Sebelumnya, kementerian luar negeri Rusia mengatakan bahwa mereka telah mengevakuasi beberapa staf diplomatik dari Suriah, seminggu setelah diktator negara itu Bashar al-Assad melarikan diri dari negara itu.

Menurut peneliti Richard Cordaro, stasiun magnetometer yang berjarak 820 km jauhnya di Isnik, Turki juga mendeteksi ledakan itu.

Dia mengatakan sinyal itu bergerak hampir 'dua kali lebih cepat' daripada gempa biasa.

Pada tahun 1971, Uni Soviet adalah yang pertama kali mendirikan pangkalan militer angkatan laut di Tartus.

Fasilitas tersebut telah diklasifikasikan sebagai ‘Titik Dukungan Teknis-Material’ hingga 2017 dan bukan sebagai pangkalan, dan merupakan satu-satunya titik masuk ke Mediterania untuk Rusia.

Pusat ini digunakan untuk melakukan pasokan dan pengiriman persenjataan setelah Rusia berpartisipasi dalam perang saudara Suriah pada 2015.

Seorang juru bicara Kremlin mengatakan pada hari Rabu (11 Desember) bahwa Moskow telah berhubungan dengan otoritas baru di Suriah dan membahas masa depan pangkalan mereka.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak