RIAU24.COM - Petugas pemadam kebakaran di Hong Kong berjuang sepanjang malam hingga Kamis (27 November) saat kobaran api besar melanda sebuah kompleks perumahan bertingkat tinggi, menewaskan sedikitnya 44 orang dan menyebabkan ratusan orang masih hilang.
Kebakaran ini diyakini sebagai kebakaran paling mematikan di kota itu dalam beberapa dekade.
Kebakaran terjadi Rabu sore di Wang Fuk Court di Tai Po, sebuah kompleks seluas delapan blok dengan hampir 2.000 unit yang sedang menjalani pekerjaan perbaikan skala besar.
Api melahap perancah bambu dalam hitungan menit, merambat naik ke fasad, dan melompat di antara bangunan-bangunan di kompleks yang padat itu.
Tiga orang ditangkap karena memicu kebakaran hutan
Polisi mengatakan tiga pria ditangkap setelah bahan-bahan mudah terbakar yang tertinggal selama pemeliharaan menyebabkan api menyebar dengan cepat tak terkendali.
Menjelang fajar, sebagian kompleks perumahan masih terbakar.
AFP, mengutip para reporternya, melaporkan bahwa suara retakan dari perancah yang runtuh terdengar sementara asap tebal terus membubung ke langit.
Potongan-potongan bambu hangus berjatuhan dari lantai atas sementara api menerangi blok-blok di sekitarnya dengan cahaya jingga.
Banyak penghuni, terutama penghuni lanjut usia yang tinggal sendiri, kesulitan untuk melarikan diri.
Seorang pria berusia 65 tahun bermarga Yuen, yang telah tinggal di sana selama lebih dari 40 tahun, mengatakan beberapa tetangga baru menyadari adanya kebakaran setelah menerima telepon yang mendesak mereka untuk mengungsi.
"Jendela-jendela ditutup karena sedang dalam pemeliharaan, (beberapa orang) tidak tahu ada kebakaran dan harus disuruh mengungsi melalui telepon oleh tetangga," ujarnya kepada AFP.
"Saya sangat terpukul," tambahnya.
Ratusan orang hilang
Kamis pagi, pemimpin Hong Kong John Lee mengatakan 279 orang masih hilang, meskipun petugas pemadam kebakaran kemudian berhasil menghubungi beberapa dari mereka.
Ia juga mengungkapkan bahwa lebih dari 900 orang berlindung semalaman.
(***)