KemenPPPA Soroti Temuan Kasus Anak Meninggal usai Hilang 8 Bulan di Jaksel

R24/dev
KemenPPPA Soroti Temuan Kasus Anak Meninggal usai Hilang 8 Bulan di Jaksel
KemenPPPA Soroti Temuan Kasus Anak Meninggal usai Hilang 8 Bulan di Jaksel

RIAU24.COM - Kasus temuan kerangka manusia anak berusia 6 tahun berinisial (AKN) ikut disorot Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA). Menteri PPPA, Arifah Fauzi ikut berbelasungkawa terkait korban diduga penculikan dan pembunuhan di Jakarta Selatan tersebut, yang semula dinyatakan hilang sejak 6 Maret 2025.

"Kami mengucapkan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban dan berharap proses identifikasi dapat segera memberikan kepastian penyebab dan waktu kematian AKN. Kami juga mengapresiasi kerja keras pihak kepolisian yang selama sembilan bulan melakukan pencarian tanpa henti. Seluruh upaya pengembangan petunjuk hingga ditemukannya titik terang kasus ini adalah bentuk komitmen aparat penegak hukum," beber Arifah, dalam keterangannya, Senin (25/11/2025).

Kasus AKN disebut menjadi pengingat pentingnya meningkatkan pengawasan anak-anak di ruang publik. Hal ini dinilai bukan menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi seluruh lapisan masyarakat.

Arifah menyesalkan kasus terkait dan berharap tidak kembali terjadi di masa mendatang.

"Tidak boleh ada lagi anak yang menjadi korban kekerasan ataupun hilang tanpa pengawasan. Masyarakat harus lebih peka terhadap kondisi anak-anak di lingkungan sekitar. Kewaspadaan kolektif dapat mencegah terulangnya kejadian serupa, terutama terhadap anak-anak yang paling rentan menjadi target kekerasan dan eksploitasi," kata Menteri PPPA.

Aparat kepolisian disebut bakal melakukan tes DNA terhadap kerangka yang ditemukan.

"Kemen PPPA mendukung proses tes DNA untuk memastikan identitas kerangka, siap mendukung proses pemulihan keluarga korban, mendorong langkah-langkah pencegahan melalui edukasi, meningkatkan keamanan lingkungan, kerja sama dengan aparat, dan masyarakat di daerah," sorotnya.

"Semua pihak dapat berbagi peran untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak-anak kita, apalagi ini wilayah DKI Jakarta yang memiliki sumberdaya mumpuni dan lebih dari cukup. Kita harus memastikan setiap anak mendapatkan perlindungan penuh. Tragedi seperti ini tidak boleh terulang," beber dia.

Kepolisian sebelumnya menangkap terduga pelaku AI yang teridentifikasi sebagai ayah tiri dari ibu korban pada Rabu (19/11/2025).

Namun, pada Minggu (23/11) dini hari, AI ditemukan meninggal dunia di ruang konseling Polres Metro Jakarta Selatan. ***

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak