Trump akan Kirim Utusan ke Moskow untuk Berunding dengan Putin di Tengah Keraguan Rencana Perdamaian Ukraina

R24/tya
Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Sisipan: Donald Trump/ AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Sisipan: Donald Trump/ AFP

RIAU24.COM - Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa (25 November) mengumumkan bahwa utusannya, Steve Witkoff, akan mengunjungi Moskow minggu depan untuk berunding dengan Vladimir Putin, di tengah kekhawatiran bahwa rencana perdamaian Ukrainanya akan berantakan.

Presiden AS tersebut mengungkapkan bahwa menantunya, Jared Kushner, mungkin juga akan ikut serta dalam perjalanan tersebut, meskipun keikutsertaannya belum dikonfirmasi.

Kunjungan mendatang ini dilakukan di tengah pembahasan Washington dan Kyiv mengenai revisi proposal untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Rencana yang diperbarui ini menyusul kritik bahwa versi sebelumnya terlalu condong ke Rusia dan belum dipublikasikan.

Bagaimana status perdamaian perang Rusia-Ukraina saat ini?

Trump mengatakan kepada wartawan di Air Force One bahwa "Steve Witkoff mungkin akan pergi bersama Jared. Saya tidak yakin Jared akan pergi, tetapi dia terlibat dalam prosesnya, orang pintar, dan mereka akan bertemu dengan Presiden Putin, saya rasa minggu depan di Moskow."

Hal ini terjadi setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam pidato malam harinya bahwa ia siap bertemu Trump untuk membahas poin-poin sensitif dari rencana perdamaian 28 poin Trump untuk Ukraina.

Ia mengatakan bahwa prinsip-prinsip baru yang dirancang AS dapat membuka jalan bagi pemahaman yang lebih mendalam antara kedua belah pihak dan menekankan bahwa keterlibatan Amerika tetap krusial.

"Prinsip-prinsip dokumen ini dapat diperluas menjadi kesepakatan yang lebih mendalam," kata Zelensky.

"Saya mengharapkan kerja sama aktif lebih lanjut dengan pihak Amerika dan dengan Presiden (Donald) Trump. Banyak hal bergantung pada Amerika, karena Rusia sangat memperhatikan kekuatan Amerika," tambahnya.

Sebelumnya pada hari itu, Presiden Ukraina menyampaikan kepada mitra Kyiv di Koalisi Kehendak bahwa Ukraina siap untuk melangkah maju dengan kerangka kerja terbaru yang dikembangkan di Jenewa, sembari mengakui bahwa beberapa poin sensitif masih memerlukan klarifikasi.

"Ukraina memiliki kerangka kerja yang dikembangkan oleh tim kami di Jenewa. Kerangka kerja tersebut sudah tersedia, dan kami siap untuk bergerak maju bersama -– dengan Amerika Serikat, dengan keterlibatan langsung Presiden Trump, dan dengan Eropa," ujarnya.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak