Senator Australia yang Mengenakan Burka di Parlemen dalam Upaya Larangan Penggunannya Diskors

R24/tya
Pauline Hanson mengenakan burka di parlemen/ Al Jazeera dan X
Pauline Hanson mengenakan burka di parlemen/ Al Jazeera dan X

RIAU24.COM Senator Australia, Pauline Hanson, yang mengenakan burka di parlemen dalam upayanya melarang busana Muslim, telah diskors selama seminggu.

Hanson, seorang politisi sayap kanan Australia, dalam upayanya melarang burka, mengenakan busana Muslim di Parlemen pada hari Senin (24 November).

Aksi politik ini telah memicu tuduhan rasisme dari para senator Muslim di negara tersebut.

Setelah ia ditolak untuk mengajukan rancangan undang-undang yang akan melarang burka dan penutup wajah lainnya di tempat umum di Australia, politisi tersebut justru mengenakannya di parlemen.

Ini adalah kedua kalinya Hanson menggunakan penutup kepala, yang dikenakan oleh beberapa wanita Muslim, di parlemen dalam upaya untuk melarang pemakaian burka di tempat umum.

"Ini senator rasis, menunjukkan rasisme yang terang-terangan," kata Mehreen Faruqi, seorang senator Partai Hijau dari negara bagian New South Wales yang beragama Islam.

Fatima Payman, seorang senator independen dari negara bagian Australia Barat, menyebut tindakan tersebut memalukan.

Dalam sebuah pernyataan yang kemudian diunggah di Facebook, Hanson mengatakan tindakannya merupakan protes atas penolakan Senat terhadap rancangan undang-undang yang diajukannya.

"Jadi, jika Parlemen tidak melarangnya, saya akan memamerkan penutup kepala yang represif, radikal, dan non-religius ini, yang membahayakan keamanan nasional kita dan perlakuan buruk terhadap perempuan, di ruang sidang parlemen kita agar setiap warga Australia tahu apa yang dipertaruhkan," kata Hanson dalam pernyataan tersebut.

"Jika mereka tidak ingin saya memakainya, laranglah burka," katanya.

Menteri Luar Negeri Penny Wong, yang juga menjabat sebagai pemimpin pemerintahan di Senat, mengutuk tindakan tersebut sebagai tidak sopan.

"Kita semua di tempat ini memiliki hak istimewa yang besar untuk masuk ke ruangan ini," kata Wong.

"Di negara bagian kami, kami mewakili orang-orang dari setiap agama, dari setiap keyakinan, dari semua latar belakang. Dan kami harus melakukannya dengan sopan," pungkasnya.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak