Penutupan Pemerintah AS Masih Berlanjut, Partai Republik dan Demokrat Saling Serang di Media Sosial

R24/tya
Lampu lalu lintas di depan kubah Gedung Capitol AS di Washington, DC /AFP
Lampu lalu lintas di depan kubah Gedung Capitol AS di Washington, DC /AFP

RIAU24.COM - Tampaknya tidak ada resolusi yang terlihat saat penutupan pemerintah AS memasuki hari ketiga pada hari Jumat, dan baik Partai Republik maupun Demokrat saling menajamkan pisau dan serangan mereka.

Para pemimpin Republik menyalahkan semua penutupan pada Partai Demokrat.

Mereka mengatakan mereka tidak akan bernegosiasi dan bahwa Partai Demokrat harus menerima RUU jangka pendek untuk membuka kembali pemerintah dan membeli waktu untuk paket pendanaan yang lebih besar.

"Mereka telah menyandera pemerintah federal dan, lebih jauh lagi, rakyat Amerika, yang merupakan satu-satunya yang kalah dalam hal ini," kata Pemimpin Mayoritas Senat John Thune pada konferensi pers dengan Ketua DPR Mike Johnson di Capitol pada hari Jumat.

Thune mengatakan Senat tidak akan bersidang selama akhir pekan dan bahwa para senator akan kembali ke Washington pada hari Senin, yang berarti penutupan akan berlarut-larut hingga minggu depan.

Partai Demokrat mengatakan mereka menolak memberikan suara mereka secara cuma-cuma setelah RUU tersebut ditulis tanpa masukan mereka.

Mereka merasa tervalidasi karena empat jajak pendapat nasional terbaru menunjukkan rakyat Amerika lebih banyak menyalahkan Presiden Donald Trump dan Partai Republik daripada menyalahkan Partai Demokrat atas penutupan pemerintah.

"Donald Trump dan Partai Republik bertanggung jawab atas penutupan pemerintah ini," kata Schumer di X.

"Ini hari ketiga penutupan pemerintahan Trump karena Donald Trump dan Partai Republik bersikeras menaikkan premi asuransi kesehatan rakyat Amerika dan mengeluarkan jutaan dolar dari asuransi mereka," kata Schumer, Jumat di gedung Senat.

Gedung Putih membela tindakan Presiden Donald Trump yang terus menggunakan media sosial untuk mencaci-maki Demokrat, dengan mengancam akan melakukan pemotongan anggaran secara terarah dan mengunggah video deepfake.

Dalam salah satu unggahannya, Trump membagikan video buatan AI yang memperlihatkan dirinya sedang mengejek Pemimpin Minoritas DPR Hakeem Jeffries dengan topi bertuliskan ‘TRUMP 2028’ saat mereka tampak berunding di Gedung Putih.

Jeffries menyebut video tersebut ‘rasis’ dan ‘fanatik’ serta menyalahkan Trump atas penutupan pemerintahan.

Namun, beberapa laporan yang mengutip jajak pendapat mengatakan bahwa Partai Republik kehilangan dukungan dari basis mereka sendiri karena bahkan pemilih MAGA berpihak pada Partai Demokrat dalam mempertahankan subsidi Obamacare yang ditingkatkan.

Di sisi lain, Partai Demokrat membagikan beberapa klip berita lama yang menunjukkan Trump mengatakan kesalahan penutupan pemerintah seharusnya ditanggung presiden.

Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer, bekerja sama dengan Senat Demokrat lainnya, menyusun klip berita Trump pada tahun 2011 dan 2013 yang berbicara tentang penutupan dan mengatakan presiden harus menjadi pemimpin dalam negosiasi atau menanggung kesalahannya.

Klip-klip tersebut dibagikan secara luas di media sosial.

"Jika terjadi penutupan pemerintahan. saya pikir itu akan menjadi dampak yang sangat negatif bagi presiden Amerika Serikat. Dialah yang harus menyatukan rakyat," kata Trump dalam sebuah klip.

Berbeda sekali sekarang, Trump, yang sedang memimpin penutupan pemerintah keempatnya sebagai presiden, menyalahkan Partai Demokrat karena tidak mengalah pada tuntutan mereka.

"Mereka yang menutupnya, kami tidak. Kami tidak ingin itu ditutup. Nah, dengan demikian, kami bisa melakukan hal-hal yang tidak dapat diubah selama penutupan, seperti memberhentikan banyak orang," kata Trump sambil mengancam akan melakukan PHK dan menyalahkan Partai Demokrat.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak