RIAU24.COM - BENGKALIS - Sebuah video yang diunggah di Facebook Ahmad Afk viral. Dalam vidio berdurasi beberapa menit tersebut Kepala Desa Ketam Putih, Suhaimi, telah memicu gelombang kecaman dari masyarakat dan netizen.
Dalam video itu, Suhaimi terdengar melontarkan pernyataan yang dianggap sangat merendahkan seorang warga Desa Ketamputih, yang kemudian memicu reaksi negatif yang meluas di media sosial (Medsos).
Video tersebut, yang diunggah oleh akun Ahmad Afk, dengan cepat menjadi viral, mencatat 16 ribu likes, 3,6 ribu komentar, dan dibagikan oleh 3,1 ribu pengguna. Sebagian besar komentar netizen berkomentar soal kecewaan dan kritik terhadap perilaku kepala desa tersebut.
Salah seorang netizen dengan akun Rosyd menulis, "Otak tak sampai jadi pejabat publik tapi memaksakan diri, ya gini jadinya Tolol." Komentar serupa juga datang dari Retno Asira, yang menyatakan, "Rata rata kades hanya mementingkan keluarganya, laporkan ke KPK jangan jangan ada yang nggak beres nie." Sementara itu, Gito Upiel berkomentar lebih keras, "Kades goblok & dungu..viralin terus Bu...!"
Soal viralnya video ini, Sabtu, 04 Oktober 2025, saat dikonfirmasi Kepala Desa Ketam Putih, Suhaimi, melalui WhatsApp mengatakan bahwa permasalahan tersebut sebenarnya sudah selesai melalui mediasi.
"Salah saya tidak ada mengusir masyarakat saya cuma salah pemahaman aj,"kilah Suhaimi.
Saat disinggung masalah bansos tersebut, Suhaimi menjawab bahwa, hal itu sudah dibagikan ke masyarakat.
"Sudah dibagikan kemasyarakat yg wajib menerima cuma ada yg usul kan yg belum dapat sebab yang menentukan bukan desa ,cuma desa sekedar mengusul kan,"ujarnya lagi.
Suhaimi kembali menyebutkan, "Tak ada, kemaren sudah diselesaikan tu dah," ujarnya, dengan nada suara gemetaran, "Dia sibuk bising bising ke kantor desa, jadi dia minta bantu untuk dia, saya bilang seperti ini, ibu tujulah RT dulu, saya tidak ada mengatakan suruh pindah ke desa lain atau ibu keluar dari desa ini, cuma saya menjelaskan di potong pembicaraan saya, jadi dahlah saya tinggalkan." Katanya
Suhaimi menambahkan bahwa mediasi telah dilakukan dengan melibatkan Bhabinkamtibmas dan Babinsa, dan semua pihak telah sepakat untuk berdamai. Ia juga mengaku meminta agar video tersebut dihapus.
Menurutnya, "Video yang kemarin itu saya minta hapus tapi sekarang dibuat pulak di tik tok lagi," keluhnya. "Kemaren saya sudah printah kan Kepala Dusun sama RW untuk menghapuskan video tersebut, kita kan sudah damai, jadi entah gimana mungkin dia, namun dia berbuat terus aja, jadi saya bingung jadinya, jadi saya minta sama yang bersangkutan tidak ada masalah yang tidak bisa di selesaikan.
Dalam kasus ini, menyoroti pentingnya etika dan perilaku pejabat publik, terutama dalam berinteraksi dengan masyarakat dan menggunakan media sosial.
Reaksi keras dari netizen pun menunjukkan bahwa masyarakat semakin kritis dan tidak akan mentolerir tindakan yang dianggap tidak pantas dari para pemimpin mereka.