RIAU24.COM - Pasukan komando angkatan laut Israel akan menaiki armada bantuan aktivis iklim Greta Thunberg yang terdiri dari 50 kapal saat mendekati Gaza.
Kapal-kapal tersebut diperkirakan akan mencapai Gaza pada Yom Kippur, hari paling suci bagi umat Yahudi di seluruh dunia.
Armada tersebut, yang diapit oleh kapal-kapal Spanyol dan Italia untuk tujuan keamanan, akan berupaya menembus blokade laut yang diberlakukan Israel di tengah konflik yang sedang berlangsung dengan Hamas yang dimulai pada 7 Oktober 2023.
Ini akan menjadi upaya kedua yang dilakukan oleh kapal-kapal bantuan untuk menembus blokade laut di sekitar Gaza.
Pasukan komando Israel bersiap menghadapi armada bantuan Greta
Armada Global Sumud, dengan 50 kapal, berlayar pada 31 Agustus dari Spanyol dan mendekati Port Said di lepas pantai Mesir.
Armada tersebut diserang oleh pesawat nirawak minggu lalu di perairan internasional, setelah itu kapal perang Spanyol dan Italia mengawalnya untuk membantu penyelamatan dan keselamatan.
Armada tersebut dinaiki oleh banyak aktivis selain Thunberg, bersama dengan para pengacara, anggota parlemen, serta David Adler—seorang Yahudi dan mantan penasihat senator AS Bernie Sanders.
"Saya bergabung dengan armada ini seperti delegasi lainnya — untuk membela kemanusiaan, sebelum terlambat. Namun, pada Hari Yom Kippur, saya diingatkan bahwa saya di sini juga karena warisan Yahudi saya menuntutnya," tulis Adler, mantan penasihat senator AS Bernie Sanders, di X pada hari Selasa.
Mengapa Israel memblokir armada Global Sumud?
Menurut Israel, armada bantuan tersebut memiliki hubungan dengan Hamas dan mengklaim memiliki bukti yang sama, yang dikumpulkannya selama operasi di Gaza.
Israel, sebagaimana dilaporkan oleh Times, juga menunjukkan surat dari tahun 2021 yang ditandatangani oleh mendiang pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.
Israel juga menunjukkan dokumen kedua, yang diduga merupakan daftar Konferensi Rakyat untuk Palestina di Luar Negeri (PCPA) yang dituju Haniyeh dalam surat tahun 2021 tersebut.
Daftar tersebut menyebutkan Zaher Birawi sebagai salah satu karyawan PCPA, yang memiliki hubungan dengan Hamas, menurut Israel, dan merupakan tokoh kunci di balik Armada Sumud Global.
(***)