RIAU24.COM - Gempa bumi berkekuatan 6,9 skala Richter yang mengguncang Filipina tengah pada Selasa malam (30 September) telah menewaskan sedikitnya 26 orang dan melukai 147 orang, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu (1 Oktober).
Gempa dangkal tersebut terjadi di lepas pantai utara Cebu pukul 21.50 waktu setempat (13.59 GMT), merobohkan bangunan-bangunan, memicu tanah longsor, dan membuat beberapa kota gelap gulita.
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) awalnya mengukur gempa tersebut berkekuatan 7,0 skala Richter sebelum merevisinya.
Kematian dan kehancuran
Dewan Nasional Pengurangan Risiko Bencana dan Manajemen (NDRRMC) dalam buletin terbarunya melaporkan bahwa setidaknya 22 bangunan rusak atau hancur di seluruh wilayah tersebut.
Di antara korban tewas terdapat tiga anggota penjaga pantai yang tewas ketika atap sebuah pusat olahraga runtuh saat pertandingan bola basket di San Remigio.
Di Bogo, sembilan orang dewasa dan empat anak-anak tewas setelah tertimbun tanah longsor atau tertimpa puing-puing.
Menurut laporan, beberapa jalan desa rusak akibat gempa, yang menyebabkan kabel listrik putus, mengakibatkan pemadaman listrik di Cebu dan pulau-pulau di sekitarnya.
Namun, listrik kembali pulih tak lama setelah tengah malam di Cebu dan empat pulau besar lainnya di Cebu, menurut National Grid Corp dalam laporannya.
379 gempa susulan guncang Filipina
Tim penyelamat memperingatkan bahwa masih banyak orang yang terjebak.
"Kemungkinan ada orang di bawah reruntuhan bangunan," kata petugas penyelamat provinsi Wilson Ramos kepada AFP, menambahkan bahwa gempa susulan dan kegelapan menghambat operasi semalam.
Menurut Institut Vulkanologi dan Seismologi, wilayah tersebut diguncang oleh 379 gempa susulan.
Gubernur Cebu Pamela Baricuatro mengimbau warga untuk tetap tenang, menghindari bangunan yang rusak, dan waspada terhadap gempa susulan.
Filipina terletak di ‘Cincin Api’ Pasifik, tempat gempa bumi sering terjadi dan seringkali mematikan.
(***)