RIAU24.COM - Pemberontak Houthi Yaman telah mengaku bertanggung jawab pada hari Rabu (1 Oktober 2025) atas serangan rudal yang terjadi pada hari Senin yang menargetkan kapal kargo berbendera Belanda, Minervagracht, di Teluk Aden.
Serangan ini menandai salah satu serangan terbesar yang dilakukan pemberontak Houthi terhadap semua pelayaran di luar Laut Merah sejak November 2023.
Menurut laporan kantor berita Associated Press, juru bicara militer Houthi, Brigjen Yahya Saree, menyatakan bahwa serangan tersebut melibatkan rudal jelajah yang menargetkan kapal tersebut atas dugaan pelanggaran larangan masuk ke pelabuhan Palestina yang diduduki oleh pemilik kapal, Spliethoff yang berkantor pusat di Amsterdam.
Menurut Times of Israel, pemberontak mengklaim bahwa serangan itu merupakan pembalasan atas apa yang mereka sebut 'genosida' dan kelaparan yang ditimbulkan oleh 'musuh Zionis' terhadap rakyat kami di Gaza, dan untuk memperkuat blokade yang sedang berlangsung terhadap lalu lintas laut Israel di Laut Merah dan Laut Arab.
Serangan itu mengakibatkan dua awak kapal terluka dan memaksa evakuasi seluruh 19 pelaut, yang berasal dari Filipina, Rusia, Sri Lanka, dan Ukraina, setelah kapal terbakar dan terombang-ambing, demikian konfirmasi pasukan angkatan laut Eropa yang beroperasi di wilayah tersebut, Operasi Aspides.
Serangan mengganggu lalu lintas maritim di Laut Merah
Pusat Informasi Maritim Gabungan yang dipimpin Angkatan Laut AS awalnya mengonfirmasi bahwa Minervagracht tidak memiliki hubungan dengan Israel, tetapi kemudian menyatakan sedang meninjau afiliasi kapal untuk kemungkinan hubungan dengan Israel.
Insiden ini menggarisbawahi meluasnya kampanye Houthi di jalur laut, yang telah menyerang lebih dari 100 kapal sebagai bagian dari respons mereka terhadap konflik Gaza.
Beberapa serangan mereka tidak terkait langsung dengan Israel; namun, serangan tersebut telah mengganggu lalu lintas maritim di Laut Merah.
Rute perdagangan ini mengangkut barang senilai hampir $1 triliun setiap tahunnya sebelum perang.
Selama dua tahun terakhir, setidaknya delapan pelaut tewas dan empat kapal tenggelam.
Serangan hari Senin menunjukkan semakin luasnya jangkauan kelompok tersebut di Teluk Aden, jauh melampaui operasi tradisional mereka di Laut Merah.
Serangan ini juga terjadi di tengah berlanjutnya serangan darat Israel di Gaza dan sanksi baru PBB terhadap Iran, yang semakin mengobarkan ketegangan regional.
(***)