RIAU24.COM - Menyusul perundingan dengan negara-negara Eropa mengenai program nuklirnya, Iran pada Rabu (17 September) menyatakan siap mencapai solusi yang adil dan seimbang.
Hal ini terjadi setelah para pejabat dari Inggris, Prancis, dan Jerman berdiskusi melalui telepon dengan pejabat Republik Islam tersebut.
"Iran siap mencapai solusi yang adil dan seimbang yang menjamin kepentingan bersama. Mencapai tujuan tersebut membutuhkan pendekatan yang bertanggung jawab dan independen oleh ketiga negara Eropa, serta menghindari pengaruh aktor-aktor tertentu," ujar Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi setelah panggilan telepon dengan rekan-rekannya dari E3 dan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa.
Jerman menyatakan bahwa bola masih berada di tangan Iran setelah diskusi tersebut, dan menambahkan bahwa sanksi akan diberlakukan kembali kecuali ada tindakan konkret dalam beberapa hari mendatang.
Pembicaraan telepon ini dilakukan setelah negara-negara Eropa tersebut menetapkan batas waktu 30 hari untuk penerapan kembali sanksi ‘snapback’ jika tidak ada kesepakatan yang dinegosiasikan mengenai program nuklir Iran.
Berbicara mengenai perundingan tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan bahwa tawaran dari negara-negara E3 untuk membahas perpanjangan sementara snapback jika Iran memenuhi persyaratan tertentu masih tersedia, dan menambahkan bahwa saat ini langkah-langkah yang diambil Iran belum memadai.
Pembicaraan baru-baru ini terjadi setelah kesepakatan antara Iran dan Badan Tenaga Atom Internasional minggu lalu untuk melanjutkan kerja sama, termasuk inspeksi lokasi nuklir.
Namun, banyak diplomat Barat telah mengemukakan kekhawatiran bahwa kesepakatan itu tidak cukup rinci, tidak memiliki kerangka waktu, dan membuka peluang bagi Iran untuk terus menghalangi.
"Republik Islam Iran telah berdialog dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) dengan pendekatan yang bertanggung jawab, tentang bagaimana Iran akan memenuhi kewajiban pengamanannya dalam situasi baru ini. Kini giliran pihak-pihak yang berseberangan untuk memanfaatkan kesempatan ini guna melanjutkan jalur diplomatik dan mencegah krisis yang sebenarnya dapat dihindari," ujar Araghchi.
(***)