RIAU24.COM - Uni Emirat Arab secara resmi telah memanggil Wakil Kepala Misi Israel, David Ohad Horsandi, untuk memprotes serangan Israel baru-baru ini yang menargetkan para pemimpin Hamas di Doha, menurut media Israel.
Langkah ini menandakan keretakan yang semakin dalam antara kedua negara, yang hubungannya telah dinormalisasi melalui Perjanjian Abraham 2020.
Protes diplomatik ini menyusul upaya pembunuhan Israel terhadap tokoh-tokoh senior Hamas yang telah lama bermarkas di Qatar, sebuah tindakan yang telah menuai reaksi keras internasional.
Abu Dhabi mengecam serangan tersebut sebagai pelanggaran kedaulatan Qatar dan provokasi berbahaya.
Ketegangan antara UEA dan Israel telah meningkat akibat ancaman Israel sebelumnya untuk mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat—sebuah langkah yang sebelumnya diperingatkan UEA akan melewati garis merah.
Pada hari Rabu (10 September), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meningkatkan retorikanya, mendesak Qatar untuk mengusir atau mengadili para pemimpin Hamas yang tinggal di wilayahnya, dan memperingatkan bahwa jika Qatar tidak bertindak, Israel akan melakukannya.
UEA mengkritik pernyataan Netanyahu sebagai permusuhan, dan Presiden Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan sejak itu telah meluncurkan lawatan diplomatik regional untuk mengoordinasikan respons kolektif Teluk atas insiden tersebut.
Menurut laporan, UEA sedang mempertimbangkan permintaan Qatar untuk menutup kedutaannya di Tel Aviv.
Di saat yang sama, rasa frustrasi terhadap Duta Besar Israel Yossi Shelley meningkat di Abu Dhabi karena dugaan pelanggaran protokol dan kelalaian keamanan.
Qatar, yang telah memfasilitasi negosiasi untuk gencatan senjata Gaza dan pembebasan sandera, akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak darurat Arab-Islam pada hari Minggu dan Senin ini untuk membahas operasi Israel dan konsekuensinya yang lebih luas.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab, disebutkan, "Yang Mulia Reem binti Ebrahim Al Hashimy, Menteri Negara untuk Kerja Sama Internasional, memanggil Wakil Kepala Misi Israel di Uni Emirat Arab, David Ohad Horsandi, untuk mengutuk keras dan mengecam serangan Israel yang terang-terangan dan pengecut yang menargetkan Negara Qatar, serta pernyataan permusuhan yang dibuat oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Yang Mulia menekankan bahwa agresi yang gegabah ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan Qatar, pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan Piagam PBB, serta eskalasi yang tidak bertanggung jawab yang mengancam perdamaian dan keamanan regional dan internasional."
(***)