RIAU24.COM - Operasi penyelamatan di Chili pada tambang tembaga bawah tanah terbesar di dunia berakhir pada hari Minggu tanpa ada yang selamat, karena jenazah penambang kelima yang hilang ditemukan beberapa hari setelah terowongan runtuh, laporan dari para pejabat.
"Hari ini kami akhirnya menemukan (meninggal) pekerja terakhir yang hilang," ujar Aquiles Cubillos, jaksa wilayah O'Higgins di Chili, kepada wartawan.
Operasi di pusat pertambangan El Teniente telah dihentikan sejak Jumat setelah peristiwa seismik menyebabkan runtuhnya terowongan sehari sebelumnya, yang menjebak lima penambang di dalamnya.
Apakah penyebab guncangan itu akibat gempa bumi atau pengeboran masih dalam penyelidikan.
El Teniente, yang dioperasikan oleh perusahaan pertambangan milik negara Cile Codelco, memiliki lebih dari 4.500 kilometer (2.800 mil) terowongan dan merupakan deposit tembaga bawah tanah terbesar di dunia.
Tahun lalu, negara ini memproduksi 356.000 metrik ton (lebih dari 392.000 ton) tembaga hampir tujuh persen dari total produksi tembaga di Chili.
Industri pertambangan Chili dianggap sebagai salah satu yang teraman di dunia, dengan tingkat kematian sebesar 0,02 persen pada tahun 2024, menurut Dinas Geologi dan Pertambangan Nasional Chili.
(***)