RIAU24.COM - Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengaku tak ada niat membawa-bawa nama Presiden Prabowo Subianto di Hari Kebudayaan Nasional tiap 17 Oktober.
Menurutnya, ide penetapan Hari Kebudayaan sudah lama dibahas dikutip dari rmol.id, Rabu, 30 Juli 2025.
Tambahnya, sejumlah usulan sempat mencuat, seperti 21 Oktober yang bertepatan dengan pengumuman Kementerian Kebudayaan sebagai kementerian tersendiri.
"Lalu tanggal 2 Mei yang merupakan hari lahir Ki Hajar Dewantara dan juga Hari Pendidikan Nasional, serta 28 Oktober yang dikenal sebagai Hari Sumpah Pemuda," ujarnya.
Namun, usulan yang dianggap paling kuat datang dari kalangan seniman dan budayawan di Yogyakarta, yang mengusulkan 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan.
Hal ini bertepatan dengan hari lahirnya semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Pada 17 Oktober 1951, semboyan tersebut secara resmi digunakan dalam lambang negara Garuda.
Hal ini berdasarkan peraturan pemerintah era Presiden Soekarno.
"Menurut saya, Bhinneka Tunggal Ika itu sudah jadi bagian dari empat pilar kebangsaan. Ia adalah simbol kebudayaan yang sangat kuat: berbeda-beda tetapi tetap satu," sebutnya.