Senator AS Desak Elon Musk Hentikan Starlink untuk Sindikat Penipuan di Asia Tenggara

R24/zura
Senator AS Desak Elon Musk Hentikan Starlink untuk Sindikat Penipuan di Asia Tenggara. (spiegel/screenshot)
Senator AS Desak Elon Musk Hentikan Starlink untuk Sindikat Penipuan di Asia Tenggara. (spiegel/screenshot)

RIAU24.COM -Salah satu senator Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Maggie Hassan

Ia mendesak agak CEO SpaceX (dulunya Twitter), Elon Musk untuk segera memblokir penggunaan layanan internet satelit Starlink oleh kelompok kriminal transnasional yang beroperasi di Asia Tenggara. 

Ia menuding bahwa jaringan internet tersebut kini dimanfaatkan untuk menjalankan berbagai penipuan daring yang merugikan warga Amerika hingga miliaran dolar.

Dalam surat yang dikirim langsung kepada Musk dan dilihat oleh Reuters, Senator Hassan menyatakan keprihatinannya atas laporan terbaru yang menunjukkan bahwa sindikat kejahatan di Myanmar, Thailand, Kamboja, dan Laos masih aktif menggunakan Starlink untuk mengoperasikan “kompleks penipuan” yang menyasar warga Amerika. 

Kompleks-kompleks ini diduga menjadi pusat bagi berbagai bentuk penipuan digital, mulai dari pesan singkat palsu, panggilan tipu-tipu, hingga email scam.

“Jaringan penipuan di Asia Tenggara ternyata masih bisa mengakses layanan Starlink, meskipun dalam ketentuannya SpaceX memiliki hak untuk memutus layanan terhadap aktivitas yang terindikasi penipuan,” tulis Hassan dalam suratnya. 

“SpaceX memiliki tanggung jawab moral dan hukum untuk memblokir para penjahat agar tidak bisa menggunakan teknologi mereka untuk merugikan warga Amerika.”

Hingga saat ini, pihak SpaceX belum memberikan tanggapan resmi atas permintaan komentar  terkait isu ini.

Sindikat Penipuan Memanfaatkan Starlink

Dalam beberapa tahun terakhir, jaringan kriminal internasional diketahui telah memperdagangkan ratusan ribu orang ke pusat-pusat penipuan digital di Asia Tenggara, terutama di wilayah perbatasan Thailand dan Myanmar. 

Menurut laporan PBB, korban-korban tersebut dipaksa bekerja menjalankan skema penipuan online di bawah ancaman dan kondisi yang tidak manusiawi.

Laporan dari U.S. Treasury Department’s Financial Crimes Enforcement Network menyebutkan bahwa sindikat ini telah menipu warga Amerika dengan kerugian mencapai miliaran dolar. 

Starlink, yang menyediakan akses internet satelit berkecepatan tinggi di wilayah-wilayah terpencil, diduga menjadi salah satu alat utama yang digunakan oleh para pelaku kejahatan untuk tetap terhubung dan menjalankan operasinya secara global tanpa terdeteksi.

“Banyak orang mungkin menyadari meningkatnya jumlah pesan, panggilan, dan email penipuan yang mereka terima, namun belum tentu tahu bahwa pelakunya mungkin berada ribuan kilometer jauhnya dan menjalankan aksinya lewat koneksi internet Starlink,” kata Senator Hassan,dikutip VOI dari Reuters.

Tekanan Internasional dan Tindakan Pemerintah Thailand

Pemerintah Thailand sendiri telah mengambil langkah untuk menekan keberadaan kompleks-kompleks penipuan ini. 

Sejak Februari 2025, pemerintah menghentikan suplai listrik, internet, dan bahan bakar ke lima wilayah perbatasan Myanmar, termasuk Myawaddy, yang diketahui menjadi pusat aktivitas sindikat tersebut.

Tekanan global terhadap praktik ini juga meningkat setelah kasus penculikan aktor China, Wang Xing, yang sempat menghilang di Thailand pada Januari 2025. Ia ditemukan dalam kondisi selamat oleh polisi Thailand setelah dilacak hingga ke wilayah Myanmar.

Lembaga think tank Amerika, United States Institute of Peace, menyebut bahwa sindikat penipuan ini mayoritas dikendalikan oleh jaringan kejahatan asal China yang kini telah meluas pengaruhnya ke berbagai wilayah Asia Tenggara.

Hassan meminta Elon Musk dan SpaceX agar segera menyelidiki aktivitas ilegal ini dan memutus akses layanan internet terhadap para pelaku. Ia menegaskan bahwa tindakan cepat dan tegas dibutuhkan untuk mencegah makin banyak warga Amerika menjadi korban.

(***) 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak