Tajam ke Jokowi, Guru Gembul Pertanyakan Sikap Kritikus Rocky Gerung ke Pemerintah Prabowo

R24/zura
Tajam ke Jokowi, Guru Gembul Pertanyakan Sikap Kritikus Rocky Gerung ke Pemerintah Prabowo. (X/Foto)
Tajam ke Jokowi, Guru Gembul Pertanyakan Sikap Kritikus Rocky Gerung ke Pemerintah Prabowo. (X/Foto)

RIAU24.COM -Sosok pengamat politik Rocky Gerung, yang dikenal dengan kritiknya yang "brutal" dan tanpa kompromi selama era Presiden Joko Widodo, kini dinilai telah "melembek".

Kritik tajam ini datang dari sesama pengamat sosial-politik, Guru Gembul, yang menyoroti perubahan drastis sikap Rocky Gerung terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Menurut Guru Gembul, karakter Rocky sebagai penjaga nalar kritis publik seolah telah hilang, dan kritiknya tidak lagi setajam dahulu.

Guru Gembul secara gamblang menyatakan bahwa gaya kritik Rocky Gerung saat ini sangat berbeda.

Jika dulu ia berani "menyentil, bahkan ‘menelanjangi’ kekuasaan," kini kritiknya dinilai lebih aman dan tidak lagi menyasar inti kekuasaan, yaitu Presiden Prabowo.

"Yang mengecewakan saya adalah sejak pertemuan itu (dengan tokoh Gerindra), tidak ada lagi kritik dari Rocky kepada Prabowo. Semuanya jadi netral, bahkan cenderung aman," tegasnya melalui kanal YouTube-nya, Selasa (29/7/2025).

Menurutnya, jika pun ada kritik, sasarannya dialihkan ke pejabat bawahan atau isu-isu yang tidak terlalu berisiko.

Guru Gembul menduga perubahan ini bermula sejak sebuah pertemuan kunci yang melibatkan politisi Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.

Namun, ia juga mengungkap akar yang lebih dalam: Rocky Gerung ternyata sudah lama mengagumi sosok Prabowo Subianto.

"Pak Rocky pernah menyampaikan bahwa beliau sudah kagum pada Prabowo sejak puluhan tahun lalu," ujar Guru Gembul. Ia menambahkan, Rocky melihat Prabowo sebagai sosok pemimpin dengan visi besar.

Namun, Guru Gembul menegaskan bahwa kekecewaannya bukanlah pada pilihan politik Rocky atau kekagumannya terhadap Prabowo.

Ia bahkan menyatakan hormat kepada Presiden Prabowo sebagai pemimpin pilihan rakyat.

"Kalau kita mengenal Pak Rocky sebagai kritikus yang brutal dan tegas, sekarang karakteristik itu sudah tiada. Sosok itu seolah telah mati," simpulnya dengan nada kecewa.

"Yang saya sayangkan adalah ketika peran intelektual publik justru meredup saat dibutuhkan. Kita masih butuh suara tajam dari Rocky Gerung yang dulu," pungkasnya.

Dilema Intelektual dan Kekuasaan

Kritik Guru Gembul terhadap Rocky Gerung membuka sebuah dilema klasik tentang posisi seorang intelektual publik di hadapan kekuasaan.

Pertanyaannya, mampukah seorang kritikus mempertahankan ketajamannya ketika ia memiliki kekaguman personal terhadap penguasa?

Bagi Guru Gembul, jawabannya untuk saat ini adalah sebuah kekecewaan, menandai hilangnya salah satu suara oposisi paling vokal di panggung politik Indonesia. 

(***) 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak