RIAU24.COM - Pengamat Citra Institute, Efriza menilai Presiden ke-7 Joko Widodo keliru jika merasa kekurangan portofolio ketika tak menjadi ketua umum partai atau pimpinan partai.
"Jika dia (Jokowi) merasa satu-satunya portofolio dirinya yang kurang adalah sebagai ketua umum partai atau pimpinan partai, itu pikiran keliru, sesat berpikir," sebutnya dikutip dari rmol.id, Jumat, 23 Mei 2025.
Hal ini karena ketika menjadi kader PDIP saja, Jokowi berhasil menjajaki kekuasaan eksekutif di tiga tingkatan.
"Sebagai Walikota, Gubernur, dan Presiden, itu nilainya lebih tinggi daripada ketua umum partai," sebutnya.
Artinya, sebagai politisi, Jokowi sudah mencapai puncak tertinggi karier politik.
"Sebab ia sudah selesai seluruh jabatan politiknya, di balik keberhasilan dirinya yang hanya anggota partai (PDIP) semata begitu mengkilap," ujarnya.
Dia pun memastikan, pencalonan sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), bakal menentukan citra publik terhadap dirinya.
"Publik tidak akan habis pikir dengan Jokowi apabila benar-benar mengambil jabatan Ketum PSI," sebutnya.