RIAU24.COM - Suku asli di Amazon Brazil, Suku Marubo di Lembah Javari, telah menggugat sejumlah surat kabar dan tabloid di AS atas laporan yang diduga menyebabkan anggota suku tersebut digambarkan sebagai pecandu porno.
Sebuah laporan pada bulan Juni 2024, oleh The New York Times, pertama kali mengungkap suku tersebut di internet.
Laporan tersebut secara luas menunjukkan orang-orang pada saat itu sebagai orang yang kecanduan teknologi dan pornografi.
Gugatan hukum oleh suku tersebut, sebuah komunitas yang beranggotakan sekitar 2000 orang, juga menyebut TMZ dan Yahoo sebagai tergugat dan menuduh bahwa cerita mereka memperkuat klaim Times.
Sekarang, komunitas tersebut menuntut ganti rugi ratusan juta dolar melalui berkas gugatan hukum mereka di pengadilan Los Angeles.
Gugatan pencemaran nama baik tersebut menyatakan bahwa laporan Times membahas tentang bagaimana suku tersebut menangani pengenalan layanan satelit melalui Starlink milik Eon Musk.
Namun, laporan tersebut menggambarkan suku Marubo sebagai komunitas yang tidak mampu menangani paparan dasar terhadap internet, yang menyoroti tuduhan bahwa masa muda mereka telah dikonsumsi oleh pornografi.
"Pernyataan-pernyataan tersebut tidak hanya bersifat menghasut, tetapi juga menyampaikan kepada pembaca rata-rata bahwa masyarakat Marubo telah terjerumus ke dalam kemerosotan moral dan sosial sebagai akibat langsung dari akses internet," klaim gugatan yang diajukan pada hari Kamis (22 Mei).
"Penggambaran semacam itu jauh melampaui komentar budaya; mereka secara langsung menyerang karakter, moralitas, dan status sosial seluruh masyarakat, yang menunjukkan bahwa mereka kurang disiplin atau nilai-nilai untuk berfungsi di dunia modern," tambahnya.
(***)
