AS Akan Memberi Sanksi pada Sudan Atas Dugaan Penggunaan Senjata Kimia dalam Perang Saudara

R24/tya
Perang saudara di Sudan /net
Perang saudara di Sudan /net

RIAU24.COM Amerika Serikat mengatakan pada hari Kamis (22 Mei) bahwa mereka akan mengenakan sanksi baru terhadap Sudan setelah menemukan bahwa pemerintahnya menggunakan senjata kimia selama perang saudara melawan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) tahun lalu.

“AS berencana untuk membatasi ekspor dan membatasi pinjaman keuangan mulai 6 Juni,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Tammy Bruce dalam sebuah pernyataan.

“Amerika Serikat meminta Pemerintah Sudan untuk menghentikan semua penggunaan senjata kimia dan menegakkan kewajibannya berdasarkan CWC,” kata Bruce, mengacu pada perjanjian Konvensi Senjata Kimia yang melarang penggunaan senjata semacam itu.

Mengecam tindakan Washington, Sudan menggambarkan tuduhan AS sebagai distorsi fakta yang disengaja mengenai situasi di Sudan.

"Campur tangan ini, yang tidak memiliki dasar moral atau hukum apa pun, menghilangkan kredibilitas Washington yang tersisa dan menutup pintu bagi pengaruh apa pun di Sudan," kata juru bicara pemerintah Khalid al-Eisir pada hari Jumat (23 Mei).

Perang saudara Sudan

Sudan dilanda krisis kemanusiaan dunia akibat perang akibat perebutan kekuasaan antara tentara dan RSF.

Menurut Reuters, puluhan ribu orang telah tewas, sementara sekitar 13 juta orang telah mengungsi sejak perang meletus pada April 2023.

Pada bulan Januari, Washington menjatuhkan sanksi kepada panglima militer Abdel Fattah al-Burhan, menyalahkannya karena memilih perang daripada negosiasi untuk mengakhiri konflik.

AS juga menemukan bahwa anggota RSF dan milisi sekutunya melakukan genosida, yang kemudian menjatuhkan sanksi kepada pemimpin RSF Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal sebagai Hemedti.

Menurut laporan New York Times pada bulan Januari, mengutip pejabat senior AS, tentara Sudan telah menggunakan senjata kimia sedikitnya dua kali di tengah perang saudara.

“Amerika Serikat tetap berkomitmen penuh untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang berkontribusi terhadap proliferasi senjata kimia,” kata Bruce.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak