Dokter Tifa Sebut Hoaks Ijazah Jokowi Justru Bermula dari Ucapanya Sendiri 

R24/zura
Dokter Tifa Sebut Hoaks Ijazah Jokowi Justru Bermula dari Ucapanya Sendiri.
Dokter Tifa Sebut Hoaks Ijazah Jokowi Justru Bermula dari Ucapanya Sendiri.

RIAU24.COM -Ahli epidemiologi sekaligus pegiat media sosial, dr. Tifauzia Tyassuma atau yang dikenal dengan nama Dokter Tifa, mendadak menyerang mantan Presiden Jokowi terkait polemik ijazah.

Tifa menyebut bahwa isu kemungkinan palsunya ijazah Jokowi justru bermula dari pernyataannya sendiri ketika menjadi pembicara di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta pada 28 Juni 2013.

“Siapa yang pertama kali membuat hoaks bahwa kemungkinan besar ijazah Jokowi palsu? Ya dia sendiri!” ujar Tifa di X @DokterTifa (12/5/2025).

Tifa mengutip pernyataan Jokowi saat itu yang menyebut bahwa indeks prestasi kumulatif (IPK) bukanlah tolok ukur utama untuk menjadi Presiden, bahkan menyebut dirinya tidak punya IPK dua saja.

Pernyataan tersebut dinilai Tifa sebagai pengakuan eksplisit bahwa IPK Jokowi di bawah standar kelulusan minimal universitas.

“Dia mengatakan IPK-nya dua saja tidak ada, artinya secara eksplisit dia mengaku IPK kuliahnya di UGM kurang dari 2. Ini tentu harus diduga hoaks, karena sesuai aturan Kemendikti, kelulusan sarjana di universitas manapun harus dengan IPK di atas 2,0,” tegas Tifa.

Tifa menuding bahwa sejak pernyataan itu disampaikan, tidak ada klarifikasi yang memadai dari Presiden Jokowi.

Sebaliknya, menurutnya, pernyataan itu justru merendahkan Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai institusi akademik.

Selama lebih dari satu dekade, lanjut Tifa, pernyataan tersebut menimbulkan polemik, perpecahan, dan ketidakpercayaan publik terhadap UGM.

Ia juga menyoroti bahwa alih-alih menjernihkan persoalan, sejumlah pihak yang mengkritisi isu ini justru dijerat hukum.

“Yang terjadi justru memenjarakan jurnalis seperti Bambang Tri Mulyono, dan kini di tahun 2025 ini, mengkriminalisasi tiga intelektual yakni Roy Suryo, saya sendiri, dan Rismon Sianipar,” kata Tifa.

Ia menilai bahwa pihak yang menyampaikan pernyataan soal kelulusan dengan IPK rendahlah yang seharusnya dianggap menyebarkan fitnah terhadap UGM.

“Masa universitas ternama seperti UGM bisa meluluskan sarjana dengan IPK kurang dari 2? Maka, kami bertiga yang merupakan alumni UGM, merasa terpanggil membela marwah dan martabat kampus kami,” sebutnya. 

(***) 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak