Asal Usul Munculnya Asap Merah Muda di Roma Saat Konklaf Berlangsung

R24/riz
Konklaf
Konklaf

RIAU24.COM - Pada Rabu 7 Mei 2025, Gereja Katolik Roma akan menggelar Konklaf Pemilihan Paus ke-267 di Kapel Sistina. Konklaf tersebut dilakukan secara tertutup dengan 133 Kardinal menjadi bagian dalam proses pemilihan Paus baru. 

Selama Konklaf berlangsung, sebenarnya hanya ada dua warna asap yang mungkin akan keluar dari cerobong asap Kapel Sistina, yaitu hitam atau putih. 

Asap hitam berarti pemungutan suara oleh para Kardinal berakhir tanpa terpilihnya Paus baru, seperti halnya yang terjadi pada Rabu (7/5) malam waktu Vatikan. 

Sedangkan asap putih menandakan bahwa Paus baru telah terpilih. Dengan demikian, asap merah muda yang muncul di langit Roma kali ini tidak terkait langsung dengan Konklaf. 

Baca Juga: India Perintahkan X untuk Blokir 8.000 Akun di Tengah Ketegangan dengan Pakistan

Lantas, dari mana asal asap merah muda muncul saat Konklaf berlangsung? 

Faktanya, asap merah muda di Roma berasal dari suar yang dinyalakan oleh para aktivis perempuan Katolik yang bertekad agar suara mereka didengar dalam Konklaf kepausan kali ini. 

Sebagaimana dilansir AFP, para aktivis menyalakan semacam smoke bomb di bukit yang menghadap ke kubah Santo Petrus, dan menuntut agar kaum perempuan diizinkan mendapatkan penahbisan. 

Miriam Duignan dari Institut Wijngaards di Cambridge menyarakan ketimpangan tersebut. 

“Kami ingin menyampaikan kepada para Kardinal, Anda tidak bisa terus mengabaikan 50 persen populasi Katolik, Anda tidak bisa masuk ke ruang terkunci dan mendiskusikan masa depan Gereja tanpa separuh dari Gereja,” katanya. 

“Siapa pun yang mereka pilih menjadi Paus baru harus cukup berani untuk menangani masalah inklusi perempuan dengan baik, karena sejauh ini belum, bahkan oleh Paus Fransiskus,” sambungnya. 

Duignan sendiri sempat ditahan pada 2011 setelah ia mencoba memasuki Vatikan untuk menyampaikan petisi yang mendukung seorang Pastor yang memberikan dukungan terhadap perjuangan para aktivis. 

Seandainya para aktivis membawa aksi protes ke Vatikan ketika asap Konklaf berwarna hitam atau putih akan muncul untuk kali pertama pada Rabu, mereka yakin akan mengalami nasib yang sama.  

“Setiap kali kami pergi ke Lapangan Santo Petrus, kami ditahan oleh polisi, dan kami tentu saja tidak diundang untuk masuk ke dalam Konklaf,” ucap Duignan. 

“Satu-satunya wanita yang akan dilihat oleh 133 pria itu dalam beberapa hari ke depan adalah para biarawati yang membersihkan kamar mereka dan menyajikan makanan,” lanjutnya. 

Baca Juga: Reaksi Global dan Perbincangan di Media Sosial Saat Paus Leo XIV Terpilih Sebagai Pointiff Amerika Pertama

Dikayakan, para Kardinal yang bertemu secara tertutup di Kapel Sistina tidak akan mendengarkan pendapat perempuan selama Konklaf. 

Menurut aktivis itu, satu-satunya perempuan yang akan dilihat para Kardinal adalah biarawati-biarawati yang memasak, membersihkan, dan melayani mereka di wisma Santa Marta. 

Di gereja global secara keseluruhan, perempuan telah mulai mengambil beberapa peran awam senior, sebuah proses yang sedikit dipercepat di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus. Tetapi, bahkan mereka yang telah mempelajari teologi dan pelayanan gereja, tetap tidak termasuk dalam imamat.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak