RIAU24.COM - Di Jalan Ronggowarsito No.164, Timuran, Kecamatan Banjarsari, Solo, berdiri sebuah bangunan klasik yang memadukan gaya arsitektur Jawa dan Eropa.
Bangunan dengan dominasi warna putih ini kini menjadi kantor PT Perkebunan Nusantara IX (PTPN IX). Dulu bangunan itu digunakan untuk Kantor Urusan Pertanahan (Agrarische Zaken) di era Hindia-Belanda.
Hal itu disampaikan oleh pegiat komunitas sejarah Soerakarta Walking Tour, Boni Wahyu Prabowo. Dia menjelaskan bahwa tugas kantor ini pada masanya adalah mengelola hasil perkebunan.
Menurutnya keberadaan kantor Agrarische Zaken di lokasi ini tidak terlepas dari peran penting Praja Mangkunegaran sebagai penguasa wilayah yang kaya akan hasil bumi.
"Mangkunegaran itu memang terkenal sekali dengan yang namanya olahan perkebunan, hasil perkebunan atau hasil bumi yang cukup besar termasuk gula dan teh," jelasnya, belum lama ini.
Ia menunjuk wilayah kekuasaan Mangkunegaran seperti Ngargoyoso di Karanganyar yang terkenal dengan kebun teh. Selain itu ada juga Pabrik Gula Colomadu yang kini telah direvitalisasi menjadi destinasi wisata dan Pabrik Gula Tasikmadu.
Boni menambahkan masa keemasan industri gula dimulai pada masa pemerintahan Mangkunegara IV (1853-1881) yang menjadi salah satu sumber pendapatan utama Mangkunegaran. Puncaknya industri gula Mangkunegaran, khususnya pabrik gula Tasikmadu pada 1928-1929.
"Itu ada satu industri yang cukup bisa dibilang emas, yaitu industri gula," tuturnya.
Dalam skripsi yang terbit tahun 2012, RM. Iwan Krishna Wardhana dari Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS menyebutkan bahwa Kantor Urusan Pertanahan (Agrarische Zaken) didirikan pada tahun 1915.
Pendirian lembaga ini diduga kuat berkaitan dengan adanya reorganisasi pertanahan di wilayah Surakarta, termasuk di Mangkunegaran sekitar tahun 1917.
Reorganisasi tersebut mencakup kegiatan penting seperti perencanaan batas-batas desa, pemetaan luas tanah, penetapan beban pajak, serta penentuan daerah mana saja yang akan dijadikan lahan usaha perkebunan. Guna menata urusan pertanahan inilah lembaga khusus Agrarische Zaken dibentuk.
Saat pertama kali berdiri, kantor yang berlokasi di kota Mangkunegaran ini dipimpin oleh seorang Kontrolir Belanda bernama A.H. Neys. Dalam menjalankan tugasnya, ia dibantu oleh sejumlah staf urusan luar yang kesemuanya merupakan orang Jawa, dengan berbagai tingkatan jabatan mulai dari ajun kontrolir, kliwon, penewu, demang, mantri, hingga rangga. ***