Tak Mau Pikun, Ahli Gizi Harvard Ungkap 5 Makanan yang Sebaiknya Dibatasi

R24/dev
Tak Mau Pikun, Ahli Gizi Harvard Ungkap 5 Makanan yang Sebaiknya Dibatasi
Tak Mau Pikun, Ahli Gizi Harvard Ungkap 5 Makanan yang Sebaiknya Dibatasi
<p>RIAU24.COM - Makanan yang dikonsumsi memainkan peranan sangat penting pada kesehatan otak. Apabila pola makan yang dijalankan tidak sehat, bukan tidak mungkin kesehatan otak akan menurun dan mengakibatkan beberapa gangguan kognitif seperti sulit fokus hingga ingatan menurun.

Dikutip dari CNBC Make It, ahli gizi dari Harvard Medical School Dr Uma Naidoo mengungkapkan ada lima jenis makanan yang sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan otak. Berikut daftarnya.

1. Gula Tambahan
Otak menggunakan energi dalam bentuk glukosa untuk memicu aktivitas sel. Namun, pola makan tinggi gula dapat menyebabkan kelebihan glukosa di otak, yang menurut penelitian dikaitkan dengan gangguan memori dan berkurangnya elastisitas hipokampus, bagian otak yang mengendalikan memori.

"Meskipun setiap tubuh memiliki kebutuhan yang berbeda, American Heart Association merekomendasikan agar wanita mengonsumsi tidak lebih dari 25 gram gula tambahan per hari, dan pria tidak mengonsumsi lebih dari 36 gram gula tambahan per hari," kata Naidoo.

2. Gorengan
Meskipun gorengan memiliki rasa yang sangat enak, namun jumlah dari makanan ini sebaiknya dibatasi. Satu penelitian yang melibatkan 18.080 orang menemukan bahwa pola makan tinggi gorengan dikaitkan dengan skor yang lebih rendah dalam pelajaran dan ingatan.

"Alasan yang mungkin, kenikmatan yang tidak menyenangkan ini menyebabkan peradangan, yang dapat merusak pembuluh darah yang memasok darah ke otak," ucap Naidoo.

Apabila memiliki kebiasaan makan gorengan tiap hari, Naidoo menyarankan masyarakat mulai membatasinya seperti seminggu sekali. Lakukan secara bertahap sampai sebulan sekali untuk memiliki kesehatan yang baik secara umum.

3. Tepung Olahan
Selanjutnya adalah makanan-makanan yang dibuat dengan tepung olahan seperti pasta, roti, mi, dan makanan lainnya. Tepung olahan yang memiliki indeks glikemik yang tinggi kurang baik untuk tubuh, terlebih apabila dikonsumsi secara terus menerus.

"Tidak terasa manis, tubuh Anda tetap memprosesnya dengan cara yang sama seperti saat mengolah gula," kata Naidoo.

Makanan yang dikonsumsi memainkan peranan sangat penting pada kesehatan otak. Apabila pola makan yang dijalankan tidak sehat, bukan tidak mungkin kesehatan otak akan menurun dan mengakibatkan beberapa gangguan kognitif seperti sulit fokus hingga ingatan menurun.
Dikutip dari CNBC Make It, ahli gizi dari Harvard Medical School Dr Uma Naidoo mengungkapkan ada lima jenis makanan yang sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan otak. Berikut daftarnya.

1. Gula Tambahan
Otak menggunakan energi dalam bentuk glukosa untuk memicu aktivitas sel. Namun, pola makan tinggi gula dapat menyebabkan kelebihan glukosa di otak, yang menurut penelitian dikaitkan dengan gangguan memori dan berkurangnya elastisitas hipokampus, bagian otak yang mengendalikan memori.

"Meskipun setiap tubuh memiliki kebutuhan yang berbeda, American Heart Association merekomendasikan agar wanita mengonsumsi tidak lebih dari 25 gram gula tambahan per hari, dan pria tidak mengonsumsi lebih dari 36 gram gula tambahan per hari," kata Naidoo.

2. Gorengan
Meskipun gorengan memiliki rasa yang sangat enak, namun jumlah dari makanan ini sebaiknya dibatasi. Satu penelitian yang melibatkan 18.080 orang menemukan bahwa pola makan tinggi gorengan dikaitkan dengan skor yang lebih rendah dalam pelajaran dan ingatan.

"Alasan yang mungkin, kenikmatan yang tidak menyenangkan ini menyebabkan peradangan, yang dapat merusak pembuluh darah yang memasok darah ke otak," ucap Naidoo.

Apabila memiliki kebiasaan makan gorengan tiap hari, Naidoo menyarankan masyarakat mulai membatasinya seperti seminggu sekali. Lakukan secara bertahap sampai sebulan sekali untuk memiliki kesehatan yang baik secara umum.

3. Tepung Olahan
Selanjutnya adalah makanan-makanan yang dibuat dengan tepung olahan seperti pasta, roti, mi, dan makanan lainnya. Tepung olahan yang memiliki indeks glikemik yang tinggi kurang baik untuk tubuh, terlebih apabila dikonsumsi secara terus menerus.

"Tidak terasa manis, tubuh Anda tetap memprosesnya dengan cara yang sama seperti saat mengolah gula," kata Naidoo.

4. Alkohol
Meski sebagian orang mungkin merasa lebih rileks setelah minum minuman beralkohol, Naidoo menuturkan minuman beralkohol dapat memicu gelisah hingga otak yang berkabut keesokan harinya. Sebuah penelitian pada tahun 2018 mengungkapkan keterkaitan konsumsi alkohol dengan risiko demensia.

Demensia merupakan sebuah sindrom yang berkaitan dengan penurunan fungsi otak secara progresif. Biasanya ini ditandai dengan penurunan daya ingat hingga kemampuan berpikir.

"Pada tahun 2018, dalam British Medical Journal, mereka melaporkan bahwa orang yang sama sekali tidak mengonsumsi alkohol atau yang mengonsumsi lebih dari 14 minuman per minggu memiliki risiko demensia yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang minum alkohol dalam jumlah sedang," kata Naidoo.

5. Daging Merah Olahan
Nitrat biasanya digunakan sebagai bahan pengawet pada produk daging merah olahan seperti bacon, salami, hingga sosis. Konsumsi makanan mengandung nitrat secara berlebihan dikaitkan dengan penurunan kesehatan otak, khususnya dalam masalah depresi.

Sebuah penelitian terkini bahkan menunjukkan bahwa nitrat dapat mengubah bakteri usus sedemikian rupa sehingga mengarah pada gangguan bipolar.

Dikutip dari Time, sebuah penelitian lain yang dilakukan di Harvard Medical School mengungkapkan mengonsumsi lebih banyak daging merah olahan memiliki risiko 14 persen lebih tinggi terkena demensia selama lebih dari empat dekade dibandingkan mereka yang mengonsumsinya dalam jumlah sedikit. ***

 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak