RIAU24.COM - Pakar Gunung Api Surono mengungkapkan adanya kejanggalan yang terjadi dalam rangkaian letusan Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur pada Rabu (19/11).
Surono menjelaskan bahwa kejanggalan itu terjadi dari aktivitas tiba-tiba dari Semeru yang kemudian mengalami erupsi.
Mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) itu menyoroti status dari gunung api Semeru yang diberikan oleh pihak PVMBG.
Biasanya kata Surono, Gunung Semeru akan memberikan sinyal aktivitas meningkat apabila hendak erupsi.
Sehingga PVMBG biasanya akan memberikan peringatan bertingkat dari Waspada, naik ke Siaga, kemudian Awas.
Namun kata Surono, yang terjadi Rabu sore lalu, Gunung Semeru tiba-tiba saja meletus tanpa memperlihatkan tanda-tanda erupsi sebelumnya.
Sehingga peringatan Awas baru diumumkan setelah erupsi terjadi.
Menurut Surono, hal ini cukup aneh untuk Gunung Semeru yang kerap menunjukan tanda aktivitas bertingkat sebelum erupsi.
Sebab Gunung Semeru biasanya memberikan tanda-tanda sebelum erupsi seperti meningkatnya aktivitas kegempaan.
Terkecuali kata Surono aktivitas awan panas guguran. Hal itu memang sulit diprediksi.
Namun yang terjadi pada Rabu sore kemarin merupakan erupsi yang mendadak.
Tentunya kata Surono hal ini menjadi peringatan untuk para peneliti untuk kembali meneliti Gunung Semeru.
Sebab peristiwa Rabu lalu tentunya sangat berbahaya untuk masyarakat apabila belum dievakuasi saat erupsi Gunung Semeru hendak terjadi.
“Sebagai mantan yang mengamati gunung, saya kaget saja, kalau awan panas gugur it's okey, tapi ini letusan jadi saya agak sulit menerima kalau tidak ada suatu tanda-tanda,” jelas Doktor bidang Geofisika Indonesia seperti dimuat Kompas Tv, Kamis (20/11/2025).
(***)