RIAU24.COM - Pernyataan mengejutkan dari Presiden Prabowo Subianto soal utang kereta cepat Whoosh menuai sorotan dari kalangan pengamat.
Pasalnya, Prabowo siap bertanggung jawab atas permaslaahan KCIC yang tengah jadi perhatian publik.
Akibatnya banyak spekulasi yang muncul, apakah langkah tersbeut murni tanggung jawab sebagai kepala negara atau upaya "pasang badan" untuk Jokowi yang namanya kerap dikaitkan dengan polemik utang proyek Kereta Cepat Indonesia-China ini.
Menanggapi hal ini, pengamat politik dari Citra Institute, Yusak Farchan menilai tindakan Prabowo bukanlah upaya membel Jokowi.
"Saya tidak melihat Prabowo sedang pasang badan untuk Jokowi. Masyarakat sudah tahu Whoosh merugi karena kebijakan Jokowi yang keliru dan dipaksakan," kata Yusak kepada Suara.com, Rabu (5/11/2025).
Menurut Yusak, sikap Prabowo menunjukkan tanggung jawab moral sebagai seorang presiden untuk menyelesaikan masalah yang diwariskan, terlepas dari siapa pembuat kebijakan sebelumnya.
"Sebagai kepala negara, Prabowo merasa punya tanggung jawab menyelesaikan utang Whoosh. Ini adalah bentuk tanggung jawab moral, bukan upaya membela Jokowi," tegasnya.
Yusak memandang ini sebagai gaya kepemimpinan baru yang berani mengambil alih masalah, bukan mencari kambing hitam. Ia membandingkannya dengan penanganan proyek Hambalang di era sebelumnya.
"Dulu proyek Hambalang bermasalah, tapi presiden baru (Jokowi) tidak menyelesaikannya. Sekarang kereta cepat bermasalah, presiden baru (Prabowo) berani bertanggung jawab," pungkasnya.
Lebih jauh, ia menyebut sikap Prabowo seharusnya membuat Jokowi "malu dan berterima kasih" kerna beban utang tersebut kini di tangani.
Namun Yusak mengingatkan bahwa komitmen ini tidak berarti mengeluarkan proses hukum jika ada dugaan penyalahgunaan dana dalam proyek Whoosh.
(***)