RIAU24.COM - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bengkalis berinovasi dalam program pembinaan kemandirian warga binaan.
Salah satu langkah nyata tersebut diwujudkan melalui kolaborasi bersama Pemerintah Kabupaten Bengkalis dalam kegiatan program asimilasi pertanian ketahanan pangan, yang mengusung slogan “Siap Mandiri, Siap Berkarya, Siap Kembali ke Masyarakat.”
Program ini berfokus penanaman nenas dan ubi di atas lahan seluas 7 hektar, dikelola langsung oleh warga binaan pemasyarakatan (WBP) dibawah pengawasan petugas Lapas Bengkalis.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya Lapas IIA Bengkalis dalam mengimplementasikan pembinaan berbasis produktivitas dan pemberdayaan ekonomi bagi WBP.
Acara dihadiri oleh berbagai unsur pemerintahan dan instansi terkait, antara lain Bupati Bengkalis yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Drs. Johansyah Syafri, Pama Polres Bengkalis Ipda Supriono, Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran Dahen Tawakal, Plt Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan H. Surtaman, Camat Bengkalis Taufik Hidayat, serta Kabid Aset BPKAD Ikram Noer.
Kalapas Kelas IIA Bengkalis, Priyo Tri Laksono menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari pembinaan kemandirian warga binaan agar memiliki bekal saat kembali ke masyarakat.
“Hari ini lapas Kelas IIA Bengkalis bersama Pemkab Bengkalis melaksanakan kegiatan ketahanan pangan dalam rangka program pembinaan warga binaan,” ujar Priyo Tri Laksono, Rabu 5 Novembet 2025.
Priyo menambahkan bahwa keterampilan yang diperoleh warga binaan melalui program ini, terutama di bidang pertanian dan diharapkan menjadi modal berharga setelah mereka bebas.
“Kami perkirakan satu bulan ini kita kebut penanaman nanas dan ubi. Harapan kami ini sebagai wadah bekal diri bagi rekan-rekan warga binaan. Program ini juga merupakan kelanjutan dari program Kalapas sebelumnya terkait ketahanan pangan di Lapas Kelas II A Bengkalis,” jelasnya.
Sementara itu, mewakili Bupati Bengkalis, Staf Ahli Johansyah Syafri menyampaikan apresiasi atas inisiatif Lapas IIA Bengkalis yang dinilai strategis dan memiliki manfaat ganda.
“Atas nama Pemkab Bengkalis, kami mengapresiasi apa yang dilaksanakan Lapas Kelas II A Bengkalis. Ini merupakan program yang dalam konteks sambil menyelam minum air,” ungkap Johansyah.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan daerah, tetapi juga menjadi wadah pembinaan yang mempersiapkan warga binaan untuk kembali ke masyarakat dengan keahlian yang bermanfaat.
“Selain mendukung ketahanan pangan, kegiatan ini juga menjadi wadah pembinaan untuk mempersiapkan warga binaan kembali ke masyarakat,”ujarnya.
Johansyah juga menyampaikan harapan agar program tersebut agar dapat terus berlanjut serta memberikan dampak berkesinambungan.
Lanjutnya, kepada warga binaan yang terlibat, ia berpesan agar memanfaatkan kesempatan ini dengan sungguh-sungguh.
“Ini ada orang-orang pilihan, bukan orang-orang sembarang. Tidak semua orang bisa diletakkan di sini. Jadi, manfaatkan jangan pernah khianati kepercayaan yang diberikan oleh Kalapas dan teman-teman dalam rangka mengelola program ini,” tegasnya.
Menurut Johansyah, dari total sekitar 1.800 warga binaan, hanya 20 hingga 30 orang yang dipercaya untuk terlibat langsung dalam program asimilasi pertanian tersebut. Hal ini menunjukkan kepercayaan besar yang diberikan kepada para WBP yang dinilai berkomitmen dan berperilaku baik selama menjalani masa pembinaan.
Melalui kegiatan ini, Kalapas Bengkalis kembali menegaskan komitmennya untuk menghadirkan pembinaan produktif, kolaboratif, dan berorientasi kemandirian.
"Program asimilasi pertanian ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan daerah, tetapi juga menjadi langkah konkret dalam mewujudkan misi pemasyarakatan yang membina bukan menghukum," pungkasnya.