Komisi IV DPRD Bengkalis Pelajari Strategi Bangun Ekosistem Ekonomi Kreatif di Kampar

R24/hari
Komisi IV DPRD Bengkalis Pelajari Strategi Bangun Ekosistem Ekonomi Kreatif di Kampar
Komisi IV DPRD Bengkalis Pelajari Strategi Bangun Ekosistem Ekonomi Kreatif di Kampar

RIAU24.COM - Komisi IV DPRD Kabupaten Bengkalis melaksanakan rapat kerja ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar, Kamis 23 Oktober 2025 kemarin.

Kunjungan ini bertujuan memperkuat kolaborasi lintas sektor antara pemerintah daerah, komunitas, pelaku usaha, dan akademisi dalam membangun ekosistem ekonomi kreatif (ekraf) yang berdaya saing dan berkelanjutan di tingkat daerah.

Rombongan Komisi IV DPRD Bengkalis dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IV, Irmi Syakip Arsalan, M.Si, dan diterima oleh Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Muda Kabupaten Kampar, Era Noveryanti, S.Pd, bersama jajaran pejabat serta staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kampar.

Dalam sambutannya, Irmi Syakip Arsalan menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat Pemerintah Kabupaten Kampar serta kesediaan mereka berbagi pengalaman dan praktik baik dalam pengembangan sektor ekonomi kreatif.

"Kami dari Komisi IV datang ke Kampar untuk belajar bagaimana kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan pelaku usaha bisa berjalan efektif. Kampar sudah lebih dulu menata ekosistem ekonomi kreatif, dan ini penting bagi kami di Bengkalis yang sedang menguatkan arah pembangunan di sektor tersebut,” ujarnya.

Komisi IV DPRD Bengkalis berupaya memetakan potensi dan tantangan sektor ekraf agar ke depan mampu membangun diversifikasi ekonomi nonmigas serta memperkuat daya saing ekonomi lokal berbasis kreativitas dan budaya.

Dalam sesi pemaparan, Era Noveryanti menjelaskan sejumlah langkah strategis yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kampar melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam memperkuat posisi pelaku ekonomi kreatif. Menurutnya, kunci keberhasilan Kampar terletak pada sinergi antar pemangku kepentingan dan keberlanjutan program.

"Kami berupaya membangun sinergi antara pemerintah, komunitas, pelaku usaha, dan akademisi. Kolaborasi ini menjadi modal penting dalam membentuk ekosistem ekonomi kreatif yang tumbuh secara berkelanjutan,” jelasnya.

Berbagai kegiatan seperti pelatihan, workshop, inkubasi bisnis kreatif, dan pendampingan teknis rutin dilakukan. Pelaku ekonomi kreatif juga difasilitasi untuk mengikuti berbagai event pameran dan festival nasional sebagai ajang promosi produk lokal sekaligus memperluas jejaring usaha.

Dalam sesi diskusi interaktif, anggota Komisi IV DPRD Bengkalis Samsu Dalimunthe (Samda) menanyakan secara khusus mengenai pengembangan desa kreatif yang kini menjadi salah satu program unggulan Kabupaten Kampar.

"Kami mendengar ada 50 desa kreatif di Kampar. Apa yang menjadi syarat agar sebuah desa bisa masuk kategori desa kreatif?” tanya Samda.

Menanggapi hal itu, Era Noveryanti menjelaskan bahwa penetapan desa kreatif didasarkan pada potensi unggulan dari 17 subsektor ekonomi kreatif, seperti kuliner, seni pertunjukan, kriya, desain, hingga fashion.

"Desa Tanjung Belit menjadi contoh sukses karena memiliki kuliner khas Tumi Lompok Ayam Kampung yang sudah dikenal luas. Produk lokal seperti ini bukan hanya identitas budaya, tapi juga sumber ekonomi baru bagi masyarakat,” terangnya.

Konsep desa kreatif dinilai mampu menciptakan rantai ekonomi baru di tingkat desa sekaligus memperkuat keterlibatan masyarakat dalam menjaga budaya dan memanfaatkan potensi lokal.

Model seperti ini dinilai Komisi IV DPRD Bengkalis patut diadaptasi, sejalan dengan arah kebijakan pembangunan Bengkalis yang menempatkan sektor ekraf sebagai bagian integral dari pengembangan pariwisata daerah.

Kunjungan ini juga menjadi bagian dari agenda penguatan sektor ekonomi kreatif yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Bengkalis lima tahun ke depan, khususnya pada bidang pariwisata dan pengembangan industri berbasis budaya lokal. Pemerintah dan DPRD Bengkalis menilai sektor ekraf memiliki potensi besar menjadi motor ekonomi baru, sejalan dengan transformasi ekonomi nasional pascapandemi.

Menutup pertemuan, Irmi Syakip Arsalan menegaskan bahwa hasil kunjungan ke Kampar akan menjadi referensi dalam merumuskan kebijakan, regulasi, dan strategi pembinaan ekonomi kreatif di Bengkalis.

"Kami berharap kolaborasi seperti yang dilakukan Kampar bisa diterapkan di Bengkalis. Tujuannya agar pelaku kreatif kita mendapat ruang yang lebih luas untuk berkembang dan berinovasi,” tutupnya.

Pertemuan ini diharapkan menjadi awal dari kemitraan antar daerah yang lebih solid dalam membangun ekosistem ekonomi kreatif di Provinsi Riau. Kolaborasi lintas kabupaten diyakini dapat memperkuat daya saing regional sekaligus membuka peluang promosi bersama bagi produk unggulan daerah di tingkat nasional maupun internasional.

 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak