RIAU24.COM - Gempa bumi kedua berkekuatan 6,9 SR mengguncang Filipina pada hari Jumat (10 Oktober), beberapa jam setelah gempa bumi berkekuatan 7,4 SR yang menewaskan sedikitnya lima orang.
Peringatan tsunami dikeluarkan setelah gempa pertama, yang kemudian dibatalkan.
Namun, gempa pertama menyebabkan kerusakan pada rumah sakit dan sekolah, memicu tanah longsor, dan mendorong pihak berwenang untuk memulai evakuasi di seluruh wilayah terdampak.
Gempa bumi kedua terjadi di kota Manay di provinsi Davao Oriental, yang disebabkan oleh pergerakan di garis patahan yang sama, Palung Filipina, yang menyebabkan gempa pertama sebelumnya pada hari itu.
Di mana saja gempa bumi terjadi di Filipina?
Gempa pertama berpusat hampir 43 kilometer di sebelah timur Kota Manay di Provinsi Davao Oriental dan disebabkan oleh pergerakan Palung Filipina pada kedalaman sekitar 23 kilometer.
Gempa kedua terjadi karena pergerakan pada garis patahan yang sama, tetapi pada kedalaman 10 kilometer.
Belum jelas apakah gempa kedua merupakan gempa susulan dari gempa pertama atau gempa terpisah.
Setidaknya lima orang tewas dalam gempa pertama, termasuk dua pasien di rumah sakit yang mengalami serangan jantung dan seorang warga Kota Mati di Davao Oriental yang meninggal dunia setelah tertimpa reruntuhan.
Dua orang lainnya tewas di sebuah desa pertambangan emas terpencil di Kota Pantukan, Provinsi Davao de Oro.
Bagaimana dengan ketakutan akan tsunami?
Setelah gempa pertama, Pusat Peringatan Tsunami Pasifik di Honolulu mengamati gelombang kecil di pesisir Filipina dan Indonesia.
Ancaman tsunami besar berlalu setelah dua jam gempa.
Baru pada tanggal 30 September, gempa berkekuatan 6,9 skala Richter melanda negara itu, menewaskan 74 orang dan mengungsi ribuan orang di Provinsi Cebu, Filipina bagian tengah.
(***)