Produksi Industri Saudi Melonjak ke Level Tertinggi Sejak 2022

R24/tya
Mobil-mobil melintas di Distrik Keuangan Raja Abdullah di Riyadh, Arab Saudi, 12 November 2017 /Reuters
Mobil-mobil melintas di Distrik Keuangan Raja Abdullah di Riyadh, Arab Saudi, 12 November 2017 /Reuters

RIAU24.COM Produksi industri Arab Saudi melonjak ke level tertinggi sejak akhir 2022, dengan peningkatan signifikan sebesar 7,9 persen year-on-year pada Juni 2025, menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (GASTAT).

Pertumbuhan ini, didorong oleh pemulihan yang kuat di sektor manufaktur dan peningkatan produksi minyak mentah, menandakan momentum yang berkelanjutan di sektor industri kerajaan dan menggarisbawahi ekspansi ekonomi yang lebih luas yang sejalan dengan tujuan diversifikasi Visi 2030 negara tersebut.

Manufaktur dan minyak mendorong pertumbuhan yang kuat

Indeks Produksi Industri (IPI) untuk Juni 2025 mencapai 111,9, naik 1,6 persen dari bulan sebelumnya.

Kenaikan ini terutama didorong oleh rebound tajam dalam aktivitas manufaktur, yang melonjak sebesar 11,1 persen dari bulan yang sama tahun lalu.

Produksi produk minyak bumi olahan dan bahan kimia memimpin, dengan manufaktur kokas dan produk minyak bumi olahan melonjak 15,3 persen dan bahan kimia naik 18,7 persen.

Sektor pertambangan dan penggalian, yang mencakup produksi minyak mentah, juga mengalami pertumbuhan signifikan, meningkat 6 persen secara tahunan.

Produksi minyak Saudi mencapai 9,36 juta barel per hari (bph) pada bulan Juni, naik dari 8,83 juta bph pada Juni 2024.

Peningkatan produksi minyak ini terjadi seiring Arab Saudi meningkatkan produksinya di bawah kebijakan pasokan OPEC+ yang baru, membalikkan kontraksi yang terjadi pada kuartal pertama tahun 2025.

Sektor non-migas terus menunjukkan kekuatannya

Selain peningkatan aktivitas terkait minyak, sektor non-migas kerajaan terus memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Segmen non-migas dalam indeks produksi industri tumbuh sebesar 8,6 persen pada Juni 2025, yang semakin menunjukkan kemajuan Arab Saudi dalam mengurangi ketergantungannya pada pendapatan minyak mentah.

Peningkatan signifikan juga tercatat pada sektor utilitas, termasuk peningkatan sebesar 5,6 persen pada pasokan listrik, gas, uap, dan pendingin udara, serta peningkatan sebesar 6,9 persen pada pasokan air dan kegiatan pengelolaan limbah.

Pertumbuhan ini sejalan dengan proyeksi ekonomi yang lebih luas, karena produk domestik bruto (PDB) Arab Saudi meningkat hampir 4 persen year-on-year pada kuartal kedua, didorong oleh aktivitas migas dan nonmigas.

Dengan investasi berkelanjutan dalam diversifikasi industri, Arab Saudi berada di jalur yang tepat untuk mencapai target Visi 2030, yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan kerajaan pada pendapatan minyak.

Karena harga minyak global tetap menjadi faktor kunci dalam kesehatan keuangan Arab Saudi, fokus pemerintah pada diversifikasi ekonomi menjadi semakin penting.

Harga minyak impas fiskal kerajaan berada di angka $96 per barel, lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yang mencerminkan perkembangan ekonomi.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak