Pasar Asia Menguat Menjelang Data Ekonomi Utama AS dan Perkembangan Perdagangan

R24/tya
Seorang pria mengenakan masker terlihat di dalam gedung Bursa Efek Shanghai di distrik keuangan Pudong di Shanghai, Tiongkok, 28 Februari 2020 /Reuters
Seorang pria mengenakan masker terlihat di dalam gedung Bursa Efek Shanghai di distrik keuangan Pudong di Shanghai, Tiongkok, 28 Februari 2020 /Reuters

RIAU24.COM Pasar Asia menunjukkan keuntungan moderat pada 11 Agustus karena investor tetap berhati-hati menjelang laporan inflasi utama AS dan tenggat waktu yang semakin dekat untuk potensi perpanjangan tarif AS atas ekspor Tiongkok.

Sementara pasar saham Jepang ditutup untuk liburan, kontrak berjangka menunjukkan prospek positif, dengan Nikkei 225 Jepang mendorong ke arah level tertinggi sepanjang masa di 42.426, menunjukkan kemungkinan keuntungan untuk minggu ini.

Kontrak berjangka saham di Eropa juga naik, dengan kontrak berjangka EUROSTOXX 50 naik 0,2 persen, sementara kontrak berjangka FTSE dan DAX naik masing-masing 0,1 persen dan 0,2 persen.

Perhatian pasar tertuju pada laporan indeks harga konsumen (IHK) AS, yang diharapkan pada 12 Agustus.

Analis memperkirakan kenaikan bulanan sebesar 0,3 persen dalam IHK inti, mendorong tingkat tahunan menjadi 3,0 persen, yang berada di atas target 2 persen Federal Reserve.

Kejutan kenaikan dapat menantang ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga pada bulan September.

Risiko perdagangan dan geopolitik membentuk sentimen

Di tengah ketidakpastian ekonomi ini, perdagangan global dan geopolitik tetap menjadi fokus.

Batas waktu penting untuk tarif AS atas impor Tiongkok ditetapkan pada 12 Agustus, dengan ekspektasi luas bahwa batas waktu tersebut akan diperpanjang sekali lagi.

Ketegangan geopolitik juga tinggi, dengan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan bertemu di Alaska akhir pekan ini untuk membahas konflik Ukraina yang sedang berlangsung.

Pasar akan mencermati diskusi ini untuk setiap perkembangan potensial terkait sanksi AS terhadap ekspor minyak Rusia.

Di Asia, pasar Korea Selatan berfluktuasi setelah mencerna berita bahwa raksasa teknologi Nvidia dan AMD dilaporkan telah setuju untuk membayar 15 persen pendapatan mereka dari penjualan chip ke Tiongkok kepada pemerintah AS sebagai bagian dari pengamanan lisensi ekspor.

Sementara itu, saham Tiongkok mengalami sedikit peningkatan, didorong oleh data inflasi harga konsumen yang menunjukkan sedikit peningkatan di bulan Juli.

Namun, harga produsen terus menurun, menandakan pelemahan yang berkelanjutan di sektor manufaktur negara tersebut.

Pasar minyak dan komoditas menjadi fokus

Pasar komoditas menunjukkan pergerakan yang beragam. Harga minyak terus menurun, dengan minyak mentah Brent turun 0,6 persen menjadi $66,22 per barel, sementara minyak mentah AS turun 0,7 persen menjadi $63,44.

Penurunan ini terjadi di tengah spekulasi bahwa perundingan AS-Rusia dapat menghasilkan kemajuan dalam penyelesaian krisis Ukraina dan potensi pelonggaran sanksi terhadap ekspor minyak Rusia.

Di pasar emas, harga berjangka stabil karena para pedagang menunggu klarifikasi dari pemerintah AS mengenai kebijakan tarif impor emas, terutama dari Swiss.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak