Isak Tangis Ibu Prada Lucky: Tolongan Jangan Fitnah Anak Saya!

R24/zura
Isak Tangis Ibu Prada Lucky: Tolongan Jangan Fitnah Anak Saya! (X/Foto)
Isak Tangis Ibu Prada Lucky: Tolongan Jangan Fitnah Anak Saya! (X/Foto)

RIAU24.COM Sepriana Paulina Mirpey, Ibu kandung dari Prada Lucky Chepril Saputra Namo, meminta kepada Pangdam IX/Udayana Mayjen Piek Budyakto agar jangan lagi ada fitnah kepada anaknya yang sudah meninggal dunia akibat dianiaya seniornya sesama anggota TNI Angkatan Darat.

"Tolong, jangan ada fitnah-fitnah lagi (kepada anak saya), bapak, tolong, anak saya sudah meninggal, bapak," kata Sepriana lirih sambil bersujud di hadapan Pangdam IX Udayana yang berkunjung ke rumah Prada Lucky, Senin (11/8).

Sepriana bersujud sambil terisak dan meneteskan air mata dengan tangan memohon kepada Pangdam.

Saat itu juga, Sepriana meminta keadilan dari kematian anaknya. Dia berkata telah menyerahkan putra keduanya untuk TNI. Namun, yang terjadi anaknya meregang nyawa akibat kekejaman senior-seniornya.

"Saya seorang ibu, tolong saya bapak, anak saya penopang hidup saya, dia menjadi tulang punggung buat saya, kebanggaan saya, saya jadikan di TNI bapak," ujar Sepriana sambil dirangkul oleh Pangdam.

Disampaikan Sepriana, anaknya meninggal di tangan anggota TNI yang tidak bertanggung jawab. Sepriana menuntut para pelaku dihukum mati dan dipecat dari dinas kemiliteran.

Menanggapi permohonan tersebut Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto mengatakan telah mengambil tindakan tegas terhadap para terduga pelaku.

Ada 20 orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka dan telah ditahan oleh penyidik Polisi Militer Kodam IX Udayana.

"Seluruhnya 20 tersangka yang sudah ditahan dan kemudian akan ditindaklanjut dengan pemeriksaan selanjutnya," kata Mayjen Piek di rumah mendianh Prada Lucky.

Dia mengungkapkan dari 20 prajurit TNI yang telah ditetapkan sebagai tersangka, salah satunya adalah seorang perwira.

"Ada satu orang perwira (yang ikut jadi tersangka)," ujarnya tanpa menjelaskan pangkat dan jabatan perwira dimaksud.

Namun Pangdam belum bisa mengungkap motif dari kasus kekerasan yang menewaskan Prada Lucky karena masih dalam proses pemeriksaan penyidik Polisi Militer Daerah Militer (Pom Dam) IX Udayana.

Dia berjanji akan mengusut tuntas kasus penganiayaan maut terhadap Prada Lucky.

"Siapapun yang melakukan perbuatan (kekerasan) harus diusut dan tidak ada atau tanpa pandang bulu," tegasnya.

Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) prajurit TNI Angkatan Darat yang bertugas di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere (Yon TP 834/WM) Nagekeo tewas diduga akibat disiksaoleh seniornya di dalam asrama batalyon.

Prada Lucky meninggal dunia pada Rabu (6/8). Dia sempat menjalani perawatan selama empat hari di Intensive Care Unit RSUD Aeramo, Nagekeo.

Jenazahnya kemudian dibawa pulang ke Kupang setelah dijemput oleh orang tuanya yakni Serma Kristian Namo dan Sepriana Paulina Mirpey pada Kamis (7/8).

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak