Kebiasaan Sederhana yang Tak Disangka Bantu Cegah Kena Stroke

R24/dev
Kebiasaan Sederhana yang Tak Disangka Bantu Cegah Kena Stroke
Kebiasaan Sederhana yang Tak Disangka Bantu Cegah Kena Stroke

RIAU24.COM - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan olahraga yang dapat mengurangi risiko stroke. Mereka menganjurkan untuk 150 menit per minggu untuk aktivitas fisik sedang, 75 menit untuk aktivitas berat, atau kombinasi keduanya.

Sebuah studi baru menemukan bahwa semua tingkat aktivitas fisik, termasuk aktivitas fisik waktu luang (LTPA) dapat mengurangi risiko stroke. Temuan ini menunjukkan bahwa melakukan aktivitas fisik waktu luang jauh di bawah ambang batas yang direkomendasikan untuk olahraga, dapat menurunkan risiko stroke sebesar 18 persen dibandingkan dengan tidak melakukan aktivitas fisik sama sekali.

"Berolahraga 150 menit seminggu dapat mengurangi risiko stroke sebesar 29 persen dan tingkat aktivitas fisik, yang serupa dapat menguranginya sebesar 27 persen," tulis studi yang dipublikasikan di Journal of Neurology Neurosurgery & Psychiatry.

Aktivitas Fisik di Waktu Luang untuk Mengurangi Stroke

Dikutip dari Medical News Today, studi ini merupakan analisis dari 15 studi yang melibatkan 75.050 partisipan. Karena studi-studi tersebut dilakukan secara independen, analisis ini berupaya menemukan titik temu di antara keduanya.

Periode tindak lanjut rata-rata adalah 125,7 bulan, plus minus 77,5 bulan. Dalam beberapa studi, luaran untuk tiga tingkat aktivitas dinilai:

  • Tidak ada aktivitas fisik.
  • Olahraga di bawah target 150 menit.
  • Memenuhi rekomendasi 150 menit untuk olahraga.

Dalam studi-studi ini, tingkat di bawah target dikaitkan dengan penurunan risiko stroke sebesar 18 persen, dibandingkan dengan tidak ada aktivitas.

Studi lain melibatkan empat atau lima tingkat aktivitas fisik. Tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah dalam studi-studi ini menunjukkan penurunan risiko stroke yang serupa, dibandingkan dengan tidak ada aktivitas sama sekali.

Keterbatasan Studi
Manfaat dari tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah pun konsisten pada pria dan wanita, serta semua kelompok usia. Meskipun temuannya menjanjikan, para penulis mengakui beberapa keterbatasan dalam penelitian ini.

Di seluruh populasi studi, berbagai faktor membuat penarikan kesimpulan definitif menjadi lebih sulit. Di antaranya adalah metodologi penelitian yang berbeda dan beragamnya ras dan etnis, usia, keseimbangan pria dan wanita, serta lamanya periode tindak lanjut.

"Sisi negatif dari penelitian ini adalah adanya banyak definisi berbeda tentang aktivitas rendah. Tetapi, hal itu dapat memiliki arti yang berbeda dalam studi yang berbeda," terang direktur medis Program Jantung Struktural di MemorialCare Heart & Vascular Institute, Saddleback Medical Center, Dr Cheng-Han Chen.

Seberapa Banyak Aktivitas Fisik yang Sebenarnya Dibutuhkan?
Dr Chen mencatat bahwa efek aktivitas fisik di waktu luang yang ditemukan dalam penelitian ini tampak signifikan. Ia mengatakan ada banyak cara untuk memenuhi target aktivitas fisik yang direkomendasikan, seperti sesi kecil olahraga dasar yang dilakukan selama seminggu.

"Berjalan kaki 10 menit di pagi hari dan 10 menit di sore hari. Dan itu sebenarnya 140 menit seminggu," katanya.

Selain itu, aktivitas fisik ringan yang dapat menurunkan risiko stroke, seperti:

  • Membuka pintu, berjalan selama 5 menit ke satu arah, lalu berbalik dan berjalan pulang selama 5 menit dua kali sehari.
  • Naik turun tangga selama 5 menit beberapa kali sehari.

"Berapa pun jumlah olahraganya lebih baik daripada tidak berolahraga sama sekali," tambah Dr Chen.

Dr Chen juga mengungkapkan hal lain yang dapat membantu menyehatkan jantung dan dapat membantu menurunkan risiko stroke.

"Jangan merokok, kelola tekanan darah, kelola kolesterol, kelola berat badan, dan kelola gula darah," sambungnya.

Dr Jayne Morgan, seorang ahli jantung dan direktur eksekutif Kesehatan dan Pendidikan Masyarakat di Piedmont Healthcare Corporation di Atlanta, juga menyarankan untuk lebih banyak mengonsumsi air putih. Hal ini dapat membantu darah tidak berubah menjadi terlalu kental.

"Air dapat membuat darah lebih encer dan tidak terlalu kental, sehingga mengurangi risiko stroke," ujarnya, seraya menambahkan bahwa membatasi asupan alkohol dapat membantu menjaga tekanan darah tetap sehat," pungkasnya. ***

 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak