RIAU24.COM - Pendiri startup teknologi Y Combinator, Paul Graham (64), membagikan pandangan sekaligus saran agar pekerjaan Anda tidak mudah tergantikan oleh kecerdasan buatan (AI).
Dalam unggahannya di X, Graham menilai bahwa pertanyaan “pekerjaan mana yang paling aman dari AI” sebenarnya keliru.
Menurut dia, kunci bertahan di era AI terletak pada ketekunan dan besarnya minat terhadap bidang yang Anda geluti.
AI unggul pada cara kerja tertentu Graham menjelaskan, AI memiliki keahlian pada cara kerja tertentu, bukan pada profesi secara spesifik.
Baca Juga: Taksi Terbang Siap Dipamerkan di Indonesia, Terobosan Baru di Dunia Aviasi
Karena itu, membedakan pekerjaan mana yang aman dan mana yang rawan digantikan AI tidaklah terlalu relevan.
Ia menekankan, AI sangat mahir dalam pekerjaan yang bersifat “kasar” atau teknis berulang. Profesi yang sepenuhnya bergantung pada tugas-tugas tersebut sebaiknya dihindari.
“Keunggulan AI saat ini bukan pada pekerjaan tertentu, melainkan cara kerja tertentu. AI jago dalam pekerjaan kasar. Jadi, itulah yang harus dihindari," kata Graham, dikutip dari Business Insider, Rabu (6/8).
Sebagai contoh, ia menyebut profesi programmer pemula kini tidak lagi aman dari gempuran AI, bahkan sudah banyak yang “hilang”.
Namun, programmer tingkat atas masih mendapatkan gaji tinggi, bahkan bisa membangun perusahaan sendiri.
Berdasarkan contoh tersebut, Graham menyarankan pekerja untuk mengembangkan keterampilan hingga jauh melampaui rata-rata.
Dengan begitu, Anda akan berada di tingkat yang tidak mudah digantikan AI.
“Lakukan sesuatu dengan sangat baik sehingga Anda beroperasi jauh di atas tingkat kerja kasar,” ujarnya.
Untuk bisa mencapai level itu, Graham menekankan pentingnya rasa ingin tahu dan gairah belajar.
“Sulit melakukan sesuatu dengan baik jika Anda tidak tertarik pada bidang tersebut,” tambahnya.
Kekhawatiran dan perbedaan pandangan Graham bukan satu-satunya yang menyoroti potensi disrupsi AI terhadap pasar kerja.
Pada Januari lalu, CEO Meta Mark Zuckerberg dalam sebuah podcast bersama Joe Rogan mengungkapkan bahwa AI kini mampu menulis kode setara insinyur tingkat menengah.
Sementara itu, CEO Anthropic Dario Amodei pada Mei lalu memperkirakan AI dapat menghapus hingga 50 persen pekerjaan kantor tingkat pemula dalam lima tahun mendatang.
Baca Juga: Apple Cetak Rekor Baru, iPhone Tembus 3 Miliar Unit Terjual
Kekhawatiran ini juga diperkuat oleh laporan Bank Sentral Federal New York pada Februari lalu yang menunjukkan tingkat pengangguran lulusan IT mencapai 6,1 persen atau lebih tinggi dibanding lulusan sejarah (4,6 persen) dan biologi (3 persen).
Meski begitu, ada pula pandangan optimistis. Bintang “Shark Tank” Mark Cuban menilai perkembangan AI justru bisa menciptakan jenis pekerjaan baru.
CEO Nvidia Jensen Huang pun berpendapat AI akan membuka peluang sekaligus menghapus beberapa jenis pekerjaan yang ada.