RIAU24.COM - Analis komunikasi politik Hendri Satrio alias Hensat berharap kepada Badan Pusat Statistik (BPS) jangan asal-asalan dalam bekerja.
Peringatan ini buntut laporan perekonomian Indonesia tumbuh 5,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal II 2025, dikutip dari rmol.id, Minggu, 10 Agustus 2025.
Seiring berjalannya waktu, rilis tersebut dinilai tidak mencerminkan kondisi riil di lapangan.
Dia pun meminta BPS memberi penjelasan lebih rinci atas capaian tersebut.
"BPS kasih angka 5,12 persen langsung menuai kritikan, seperti ada maksud asal Prabowo senang, apalagi 5+1+2=8, angka favorit Prabowo," ujarnya.
Disebutkan produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp5.947 triliun, sementara atas dasar harga konstan mencapai Rp3.396,3 triliun.
"Mestinya peneliti lebih hati-hati dalam angka, harus ada penjelasan lebih jauh atas angka itu," ujarnya.