Takut dengan Balasan Teheran, Warga AS Tak Setuju Trump Serang Iran

R24/riz
Warga AS kritik Trump
Warga AS kritik Trump

RIAU24.COM Kekhawatiran dan kritik tajam bermunculan dari banyak warga Amerika Serikat (AS) setelah Donald Trump mengumumkan serangan terhadap tiga situs nuklir Iran pada Sabtu (21/6). 

Rakyat AS menilai keputusan Trump itu bisa menyeret negeri Paman Sam ke dalam konflik baru yang berbahaya dan tak perlu. 

“Saya melihat ini seperti deja vu tahun 2003,” ujar Layton Tallwhiteman, warga Montana, mengenang serangan AS ke Baghdad saat masih kecil. 

“Bush bilang waktu itu kita harus cari senjata pemusnah massal. Nyatanya, tidak pernah ditemukan. Dan sekarang Trump bicara hal yang sama, yaitu menghilangkan ancaman (nuklir Iran). Apakah kita tidak belajar dari masa lalu?” tanyanya. 

Baca Juga: Netanyahu Resmi Konfirmasi Gencatan Senjata Israel-Iran 

Kekhawatiran akan ancaman balasan Kekhawatiran warga AS bukan tanpa dasar. 

Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) AS dalam buletinnya memperingatkan bahwa aktor siber yang terafiliasi dengan pemerintah Iran mungkin akan melancarkan serangan ke infrastruktur penting AS, termasuk sistem perbankan dan jaringan listrik.

Bahkan, Center for Internet Security melaporkan bahwa jaringan air bersih dan limbah di AS telah disusupi. 

Kelompok proksi Iran di Timur Tengah juga dinilai dapat menyerang aset Amerika, meskipun kemampuannya menyerang langsung ke tanah AS masih terbatas. 

“Risiko serangan balasan akan meningkat jika AS menyerang Iran secara terbuka,” tulis lembaga itu dalam laporannya. 

Demonstrasi tuntut hentikan perang di Iran Di New York hingga Los Angeles, ratusan orang turun jalan menuntut Trump untuk menghentikan keterlibatannya dalam perang Israel-Iran. 

Mereka membawa poster bertuliskan “STOP THE WAR ON IRAN” atau “Hentikan perang di Iran” dan “TRUMP IS A WAR CRIMINAL” atau “Trump adalah penjahat perang.” 

Salah satu demonstran, Dana Cote, khawatir serangan terhadap Iran justru akan memicu aksi balasan ekstremis. 

“Ini membuka kotak Pandora yang tidak akan bisa kita tutup,” katanya. 

Sementara kelompok pendukung Trump terlihat lebih kecil, beberapa di antaranya memegang bendera Israel dan menggunakan klakson untuk menenggelamkan suara demonstran. 

Warga meragukan tujuan Trump Di Delaware, Andrew Williams, menyatakan keterkejutannya atas waktu pelaksanaan serangan, mengingat banyak politisi Partai Republik sebelumnya menolak keterlibatan langsung AS dalam konflik Iran-Israel. 

“Kalau Iran memang membangun senjata nuklir, mungkin serangan perlu. Tapi waktunya sangat janggal,” ujarnya.

Kent Berame, warga Florida, menyebut keputusan Trump “sembrono” karena diambil tanpa persetujuan eksplisit dari Kongres. 

“Kita baru saja keluar dari perang panjang di Afghanistan. Sekarang, Trump membawa kita ke potensi konflik baru?” ujarnya gusar. 

Baca Juga: Perang Iran-Israel Bisa Picu Krisis Ekonomi di Indonesia? Begini Kata Ekonom...

Patty Ellman (61), pemilih Trump dari Montana, menyatakan ketidaksetujuannya dengan keputusan Presiden ke-47 AS tersebut. 

“Kita punya cukup banyak masalah di dalam negeri. Tidak perlu ikut-ikutan perang negara lain,” katanya. 

“Kalau kita diserang, tentu kita harus balas. Tapi kalau tidak, itu urusan mereka,” imbuhnya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak