RIAU24.COM - Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu resmi mengonfirmasi bahwa pemerintahnya telah menyepakati gencatan senjata dengan Iran. Pernyataan ini disampaikan beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan rencana penghentian permusuhan.
"Mengingat telah tercapainya seluruh tujuan operasi, dan dalam koordinasi penuh dengan Presiden Trump, Israel menyepakati usulan presiden untuk gencatan senjata bilateral," bunyi pernyataan Kantor Perdana Menteri Israel, dikutip ABC Australia.
"Israel telah menghapus dua ancaman eksistensial secara langsung — baik di bidang nuklir maupun rudal balistik," ujar kantor Netanyahu, dikutip dari ABC Australia. Dalam pernyataan tersebut, pihaknya juga mengklaim bahwa Operasi Rising Lion merupakan "keberhasilan luar biasa" yang telah memenuhi bahkan melampaui seluruh tujuannya.
Netanyahu mengungkapkan bahwa Angkatan Pertahanan Israel (IDF) telah meraih kendali penuh atas wilayah udara Teheran, menghantam kepemimpinan militer Iran secara signifikan, serta menghancurkan puluhan target pemerintahan pusat.
Pemerintah Israel juga menyatakan bahwa menerima gencatan senjata ini bukan merupakan suatu "kelemahan", dan menjanjikan serangan balasan jika Iran melanggar gencatan senjata.
"Israel akan merespons dengan keras terhadap pelanggaran gencatan senjata," tambah pernyataan tersebut.
Dalam 24 jam terakhir sebelum kesepakatan gencatan senjata dicapai, IDF mengklaim telah menewaskan ratusan anggota Basij dan satu ilmuwan nuklir Iran.
Kesepakatan gencatan senjata ini terjadi setelah Iran meluncurkan serangan rudal ke pangkalan militer AS di Qatar sebagai balasan atas serangan udara terhadap fasilitas nuklirnya, yang dilancarkan oleh AS dan Israel dua belas hari sebelumnya.
Sejumlah rudal Iran juga sempat menghantam wilayah permukiman di Be'er Sheva, Israel selatan, dan menewaskan empat orang.
Presiden Trump sendiri mengumumkan bahwa gencatan senjata akan dimulai sekitar pukul 2 siang waktu AEST.
"Gencatan senjata TOTAL dan LENGKAP telah disepakati antara Israel dan Iran selama 12 jam. Setelah itu, perang akan dianggap SELESAI," tulisnya di media sosial pada pukul 8 pagi waktu AEST. Ia juga menyatakan bahwa 24 jam setelah gencatan dimulai, akan ada pengakuan resmi dari komunitas internasional atas berakhirnya perang.
Beberapa jam sebelum gencatan diberlakukan, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyampaikan bahwa Iran belum membuat kesepakatan resmi mengenai penghentian permusuhan.
Meski begitu, ia menyatakan bahwa Iran tidak akan melakukan serangan tambahan jika Israel menghentikan aksinya lebih dulu.
(***)