IAEA Kehilangan Jejak Persediaan Uranium yang Diperkaya Milik Iran di Tengah Serangan Israel

R24/tya
Gambar representatif /net
Gambar representatif /net

RIAU24.COM - Saat Israel terus menargetkan situs nuklir Iran, pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), mengatakan telah kehilangan jejak persediaan uranium yang diperkaya milik Iran yang hampir setara dengan bom.

Para inspektur IAEA tidak dapat melakukan pekerjaan mereka karena serangan militer Israel yang sedang berlangsung terhadap Iran, termasuk di situs nuklir.

Berbicara kepada Bloomberg, Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi mengatakan "inspeksi, tidak ada aktivitas normal yang dapat dilakukan setelah serangan tersebut.”

Ketika ditanya tentang keberadaan 409 kilogram (902 pon) uranium Iran yang sangat diperkaya yang mampu menghasilkan 10 hulu ledak nuklir, Grossi berkata, "Saya tidak begitu yakin" dan menambahkan "Pada masa perang, semua lokasi nuklir ditutup. Tidak ada inspeksi, tidak ada aktivitas normal yang dapat dilakukan."

Menurut laporan tersebut, persediaan uranium seharusnya diamankan di fasilitas bawah tanah di Isfahan di bawah segel Badan Tenaga Atom Internasional.

Kehilangan jejak inventaris yang ada meningkatkan risiko Iran semakin memperkaya persediaan Uranium hingga ke tingkat senjata.

Sebelum Israel melancarkan serangan terhadap Iran, IAEA melakukan lebih dari satu kunjungan sehari ke lokasi nuklir Iran.

Dan sekarang, karena tidak ada inspeksi yang dilakukan selama serangan, Iran belum memberi tahu badan tersebut tentang tindakan yang telah diambilnya untuk melindungi persediaannya dari serangan.

"Kami belum diberi tahu secara rinci," kata Grossi kepada media tersebut seraya menambahkan, "Kami tidak tahu apa saja tindakan perlindungan tambahan itu.”

Rudal Iran hantam rumah sakit di Israel

Sementara itu, dalam serangkaian serangan rudal terbaru oleh Teheran pada hari Kamis (19 Juni), rumah sakit utama di Israel selatan mengalami kerusakan parah, pernyataan para pejabat.

Rumah Sakit Soroka di Beersheba telah mendesak pasien untuk tidak datang berobat setelah serangan tersebut.

Beberapa orang terluka, meskipun jumlah pastinya belum diketahui. Sementara itu, rumah sakit sedang menilai tingkat kerusakan dan jumlah orang yang terluka.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengutuk serangan itu dan mengatakan Teheran akan membayar harga mahal atas serangan itu.

Berbicara kepada X Netanyahu berkata, "Pagi ini, para diktator teroris Iran menembakkan rudal ke Rumah Sakit Soroka di Beer Sheva dan ke warga sipil di pusat negara. Kami akan membuat para tiran di Teheran membayar harga yang mahal," kata Netanyahu dalam sebuah posting dalam bahasa Ibrani.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak