Para Pemimpin G7 Klaim Israel Punya Hak Tuk Membela Diri, Sebut Iran Sumber Utama Teror Regional

R24/tya
KTT G7 2025 /Reuters
KTT G7 2025 /Reuters

RIAU24.COM - Di tengah perang Israel-Iran, para pemimpin G7 mengeluarkan pernyataan bersama yang menyatakan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri.

Pernyataan yang diterbitkan oleh Kanada tersebut mengatakan, "Kami, para pemimpin G7, menegaskan kembali komitmen kami terhadap perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah. Dalam konteks ini, kami menegaskan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri. Kami menegaskan kembali dukungan kami terhadap keamanan Israel."

Lebih jauh lagi, pernyataan itu mengatakan bahwa Iran adalah sumber utama ketidakstabilan dan teror regional.

"Kami juga menegaskan pentingnya perlindungan warga sipil," bunyi pernyataan itu.

"Kami telah secara konsisten menegaskan bahwa Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir. Kami mendesak agar penyelesaian krisis Iran mengarah pada de-eskalasi permusuhan yang lebih luas di Timur Tengah, termasuk gencatan senjata di Gaza," kata pernyataan itu.

Para pemimpin G7, termasuk Presiden AS Donald Trump, menyerukan ‘de-eskalasi’ terhadap Iran.

"Kami akan tetap waspada terhadap implikasinya terhadap pasar energi internasional dan siap berkoordinasi, termasuk dengan mitra yang memiliki pemikiran serupa, untuk menjaga stabilitas pasar," tambah pernyataan itu.

Pernyataan bersama tersebut dikeluarkan oleh para pemimpin yang berpartisipasi dalam KTT dari Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan AS, bersama dengan Uni Eropa.

Komentar Trump tentang 'evakuasi Teheran' di tengah perang Israel-Iran

Setelah Presiden AS Donald Trump tiba-tiba meninggalkan KTT G7 pada hari Senin (16 Juni) dan mengunggah evakuasi Teheran, kekacauan pun meletus karena pada saat yang sama Israel dilaporkan melancarkan serangan udara ke ibu kota Iran.

Komentar Trump tersebut memicu kekhawatiran bahwa AS mungkin berencana untuk menyerang Iran bersama Israel.

Namun Gedung Putih kemudian mengklaim bahwa komentar Trump tersebut hanyalah pesan untuk menyampaikan urgensi perlunya Iran untuk datang ke meja perundingan.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak