RIAU24.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan sebagian besar persediaan peralatan medis telah habis di Gaza, sementara 42 persen obat-obatan dasar termasuk obat pereda nyeri tidak tersedia lagi.
"Kami kehabisan stok hampir 64 persen peralatan medis dan kehabisan stok 43 persen obat-obatan esensial, dan 42 persen vaksin," kata Hanan Balkhy, Direktur Regional WHO untuk Mediterania Timur, dikutip dari Reuters.
Balkhy mengatakan WHO memiliki 51 truk bantuan yang menunggu di perbatasan Gaza tetapi belum mendapat izin untuk memasuki daerah kantong Palestina itu. Kondisi ini membuat tim medis kesulitan menangani pasien.
"Dapatkah Anda bayangkan seorang ahli bedah mengoperasi tulang yang patah tanpa anestesi? Cairan infus, jarum, perban - semuanya tidak tersedia dalam jumlah yang dibutuhkan," ucap dia, seraya menambahkan bahwa obat-obatan dasar seperti antibiotik, obat pereda nyeri, dan obat untuk penyakit kronis persediaannya terbatas.
Setelah blokade selama 11 minggu, Israel hanya mengizinkan 100 truk bantuan yang membawa tepung, makanan bayi. Dari beberapa peralatan medis memasuki Jalur Gaza pada 21 Mei, tidak satu pun dari mereka berasal dari WHO.
Menurut WHO, pasien dengan kondisi kronis dan yang mengancam jiwa termasuk gagal ginjal, kanker, kelainan darah, dan penyakit kardiovaskular termasuk yang paling terdampak. ***