Tren PHK Berdampak ke Daya Beli, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Turun

R24/riz
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM Bank Indonesia (BI) menilai bahwa pemutusan hubungan kerja (phk) di Indonesia bisa berdampak bagia sektor ekonomi. Salah satunya bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas (DPMA) BI, Erwin Gunawan Hutapea, mengatakan bahwa PHK akan memengaruhi daya beli masyarakat. 

Pada akhirnya, kondisi itu akan berpengaruh juga pada tingkat konsumsi masyarakat. 

Baca Juga: XLSMART Resmi Berdiri, Perkuat Layanan Telekomunikasi di Sumatera

"Impact-nya akan ke pertumbuhan (ekonomi) ya, karena PHK itu di satu sisi kan akan memengaruhi daya beli, yang ujungnya ke konsumsi (masyarakat)," kata dia, Rabu (7/5). 

Ia menambahkan, Indonesia saat ini juga menghadapi tantangan di sektor ekspor yang dipicu oleh penerapan kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. 

"Kita sama-sama bersepakat rasanya bahwa perdagangan dunia akan terpengaruh, sehingga ekspor pasti tidak akan mudah," imbuh dia. 

Di sisi lain, diversifikasi tujuan ekspor yang dipandang menjadi salah satu strategi untuk menghadapi dinamika ekonomi belakangan juga tidak mudah dilakukan. Diversifikasi ekspor memerlukan waktu yang tidak cepat. 

Baca Juga: Indosat dan Wadhwani Foundation Luncurkan Pelatihan AI untuk Generasi Muda

"Selain negosiasi tarif mengenai tarif yang itu ada implikasinya kepada ekspor, beberapa negara dan kita kan mulai mencoba mencari pasar baru," terang Edwin. 

Adapun, tekanan pada sektor-sektor di dalam negeri, seperti turunnya angka penjualan dan naiknya beban operasional perusahaan, dapat mendorong PHK terus terjadi. 

"Pertanyaan ekonominya, korporasi masih mampu tidak dengan sebut saja penjualan yang mulai terpengaruh, masih mampu tidak menahan beban yang ada. Kalau dia tidak mampu kan akan terjadi lay off," tutup dia.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak