RIAU24.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam pidatonya kepada rakyat pada hari Jumat bahwa negara itu sedang menjalani salah satu momen tersulit dalam sejarahnya karena menghadapi pilihan yang sulit dan mungkin dihadapkan pada pilihan yang sangat sulit.
Yaitu antara kehilangan martabat atau mengambil risiko kehilangan mitra utama, sebuah referensi yang jelas kepada AS, yang dilaporkan mendorong Kyiv untuk menerima rencana untuk mengakhiri perang dengan Rusia, lapor kantor berita Pravda.
“Ini adalah salah satu momen tersulit dalam sejarah kami. Tekanan pada Ukraina sama kuatnya dengan apa pun yang pernah kami hadapi. Ukraina mungkin dihadapkan pada pilihan yang sangat sulit: kehilangan martabat atau risiko kehilangan mitra utama,” kata Zelensky dalam pidatonya selama 10 menit kepada rakyat dari luar istana kepresidenan di Kyiv.
Ia menambahkan bahwa Ukraina akan menghadapi banyak tekanan minggu depan, “untuk melemahkan kami, untuk memecah belah kami karena musuh tidak tidur.”
"Entah rencana 28 poin yang rumit atau musim dingin yang sangat keras, yang paling keras, dan berisiko lebih lanjut. Hidup tanpa kebebasan, tanpa martabat, tanpa keadilan, di mana kita diharapkan mempercayai negara yang telah menyerang kita dua kali. Jawaban akan diharapkan dari kita," tambahnya.
Pemimpin Ukraina menekankan bahwa ia akan berupaya sekuat tenaga untuk menemukan solusi.
“Kami tidak akan membuat pernyataan keras. Kami akan bekerja dengan tenang bersama Amerika dan semua mitra kami. Akan ada pencarian solusi yang konstruktif dengan mitra utama kami. Saya akan menyampaikan argumen, saya akan membujuk, saya akan menawarkan alternatif, tetapi kami tentu saja tidak akan memberi musuh alasan apa pun untuk mengatakan bahwa Ukraina tidak menginginkan perdamaian, bahwa Ukraina menggagalkan proses perdamaian, atau bahwa Ukraina tidak siap untuk diplomasi,” katanya.
Hentikan pertikaian internal dan bekerja sama secara bersatu
Zelensky juga mendesak warga negara, anggota parlemen, dan pejabat pemerintah untuk menghentikan pertikaian internal dan permainan politik di salah satu momen tersulit dalam sejarah negara itu dan bekerja sama secara bersatu.
"Rakyat kita, warga negara kita, politisi kita—semuanya. Kita perlu bersatu, sadar, menghentikan pertikaian internal, dan menghentikan permainan politik. Negara harus berfungsi. Parlemen suatu negara yang sedang berperang harus bekerja sama, dan pemerintahan suatu negara yang sedang berperang harus bekerja secara efektif," ujarnya.
Zelensky menekankan, “kita semua harus ingat dan tidak boleh bingung siapa sebenarnya musuh Ukraina saat ini.”
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada hari Jumat bahwa Kyiv sedang menggodok proposal perdamaian yang disusun AS, dan menegaskan bahwa pihaknya harus memastikan perdamaian yang 'bermartabat' bagi Ukraina setelah dokumen tersebut memenuhi banyak tuntutan Moskow.
"Kami sedang mengerjakan dokumen yang disiapkan oleh pihak Amerika. Ini harus menjadi rencana yang menjamin perdamaian yang nyata dan bermartabat," ujar Zelensky di media sosial setelah panggilan telepon dengan sekutu-sekutu Eropa.
(***)