Pemimpin Sementara Bangladesh Muhammad Yunus Memuji Hukuman Mati Bagi PM Terguling Sheikh Hasina

R24/tya
Pemimpin Sementara Bangladesh Muhammad Yunus/ AFP
Pemimpin Sementara Bangladesh Muhammad Yunus/ AFP

RIAU24.COM - Pada hari Senin (17 November), Pengadilan Kejahatan Internasional (ICT) Bangladesh menjatuhkan hukuman mati kepada mantan perdana menteri Sheikh Hasina.

Keputusan ini diambil setelah Hasina dinyatakan bersalah atas kejahatan terhadap kemanusiaan.

Pengadilan mencatat bahwa ia memerintahkan pembunuhan dan juga menyebutkan bahwa ia memicu kekerasan selama pemberontakan di negara itu pada tahun 2024.

Ia melarikan diri dari negara itu dan dilaporkan tinggal di ibu kota India, New Delhi, sejak saat itu.

Saat putusan dibacakan, pemimpin sementara Muhammad Yunus menyambut baik hukuman mati yang dijatuhkan oleh pengadilan untuk Hasina.

Ia mengatakan, "tidak ada seorang pun yang kebal hukum dan putusan tersebut mengakui penderitaan para mahasiswa yang tewas dalam protes tahun 2024.”

Ia mencatat bahwa sebanyak 1.400 nyawa melayang.

Ia menulis kepada X, "Pengadilan Bangladesh telah berbicara dengan kejelasan yang bergema di seluruh negeri dan sekitarnya. Putusan dan vonis tersebut menegaskan prinsip dasar: tidak seorang pun, terlepas dari kekuasaannya, berada di atas hukum. Putusan ini menawarkan keadilan yang vital, meskipun tidak memadai, bagi ribuan orang yang terluka dalam pemberontakan Juli dan Agustus 2024, dan bagi keluarga yang masih menanggung kehilangan mereka."

Ia menambahkan, "Bangladesh kini kembali bergabung dengan arus akuntabilitas global. Para mahasiswa dan warga negara yang memperjuangkan perubahan memahami hal ini, dan banyak yang mengorbankan nyawa mereka—memberikan hari ini demi masa depan kita."

Menanggapi hal ini, Kementerian Luar Negeri India (MEA) mengatakan, “India telah mencatat putusan yang diumumkan oleh Pengadilan Kejahatan Internasional Bangladesh mengenai mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina.”

Pernyataan tersebut menambahkan, "Sebagai tetangga dekat, India tetap berkomitmen pada kepentingan terbaik rakyat Bangladesh, termasuk perdamaian, demokrasi, inklusivitas, dan stabilitas di negara tersebut. Kami akan selalu terlibat secara konstruktif dengan semua pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan tersebut."

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak