Negara Kecil Ini Memberi Penolakan Besar Terhadap Pangkalan Militer Asing

R24/tya
Rakyat Ekuador menolak pangkalan militer asing. Ini merupakan kemunduran bagi Presiden Noboa (dalam gambar) dan bagi AS/ net
Rakyat Ekuador menolak pangkalan militer asing. Ini merupakan kemunduran bagi Presiden Noboa (dalam gambar) dan bagi AS/ net

RIAU24.COM - Rakyat Ekuador telah memilih untuk tidak mengizinkan pangkalan militer asing di negara Pasifik tersebut, yang merupakan kemunduran besar bagi ambisi Amerika Serikat di kawasan tersebut dan bertentangan dengan posisi presiden negara tersebut, yang mendukung kerja sama tersebut.

Dalam referendum nasional yang diadakan pada hari Minggu (16 November), hampir 60 persen pemilih menolak pencabutan larangan konstitusional yang telah lama berlaku terhadap pangkalan asing.

Usulan lain untuk mengadakan majelis perancang konstitusi baru juga ditolak dengan suara yang serupa.

Hasil referendum mencerminkan penolakan publik terhadap reformasi kelembagaan yang luas.

Referendum Ekuador menolak alasan keamanan Noboa terkait pangkalan militer asing

Usulan untuk mengizinkan fasilitas militer asing merupakan inti dari agenda keamanan Presiden Daniel Noboa.

Referendum tersebut meminta izin untuk membatalkan Pasal 5 konstitusi 2008, yang menetapkan Ekuador sebagai wilayah damai dan melarang pendirian pangkalan militer asing.

Kegagalan usulan tersebut merupakan kemunduran politik yang signifikan bagi Noboa, yang berkuasa pada tahun 2023 dan telah berupaya menghubungkan langkah tersebut dengan strategi anti-kejahatannya yang lebih luas di negara yang dilanda kekerasan geng.

Noboa berpendapat bahwa meningkatnya kekerasan terkait narkoba di Ekuador membutuhkan dukungan internasional, terutama dari Amerika Serikat.

Ia menegaskan bahwa penanggulangan jaringan kriminal transnasional membutuhkan respons terkoordinasi dan menyebut fasilitas militer asing atau pusat operasi bersama sebagai alat penting.

Mengizinkan pangkalan asing, katanya, akan meningkatkan pembagian informasi intelijen dan pengawasan antinarkoba.

Amerika Serikat memiliki pangkalan militer di Ekuador hingga tahun 2009

Sebelum konstitusi 2008 berlaku, Amerika Serikat mengoperasikan Lokasi Operasi Terdepan di Manta dari tahun 1999 hingga 2009.

Kehadiran Amerika mendukung penerbangan pengawasan antinarkoba regional hingga mantan Presiden Rafael Correa menolak memperbarui perjanjian tersebut, dengan alasan kekhawatiran kedaulatan.

Noboa berulang kali merujuk pada periode kerja sama sebelumnya antara Ekuador dan Amerika Serikat ini saat berkampanye untuk suara ‘Ya.’

Rakyat Ekuador lebih memilih kedaulatan daripada kehadiran militer asing

Partai-partai sayap kiri, termasuk Partai Revolusi Warga pimpinan Correa, menilai usulan pangkalan militer asing tersebut sebagai gangguan yang tidak dapat diterima terhadap kedaulatan nasional Ekuador.

Pihak yang menentang berpendapat bahwa mengizinkan pasukan militer asing berisiko membuka pintu bagi pengaruh AS yang lebih besar di Amerika Latin.

Mengenai krisis keamanan Ekuador, mereka bersikeras bahwa solusi harus diupayakan di dalam negeri tanpa mengorbankan perlindungan konstitusional.

Referendum Ekuador: Implikasi strategis bagi Amerika Serikat

Hasil referendum secara luas dipandang sebagai kesempatan yang hilang bagi Amerika Serikat untuk membangun kembali pijakan strategis di pesisir Pasifik.

Pembukaan kembali Manta akan memperkuat pengawasan AS terhadap rute perdagangan narkoba di Kolombia, Peru, dan Bolivia.

Hal ini juga akan sejalan dengan kepentingan Washington yang lebih luas dalam memantau pemerintahan berhaluan kiri di kawasan tersebut, termasuk perkembangan di Venezuela.

Sejak penutupan Manta pada tahun 2009, Ekuador tidak lagi menjadi tuan rumah pangkalan militer asing, dan referendum telah dengan tegas menegakkan larangan tahun 2008.

Noboa menerima hasilnya dan berjanji untuk terus memerangi kejahatan terorganisir dengan perangkat yang tersedia saat ini.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak