Demi Pikat Calon Mertua, Pria Berbobot 130 Kg Meninggal Dunia di Meja Operasi

R24/dev
Demi Pikat Calon Mertua, Pria Berbobot 130 Kg Meninggal Dunia di Meja Operasi
Demi Pikat Calon Mertua, Pria Berbobot 130 Kg Meninggal Dunia di Meja Operasi

RIAU24.COM - Seorang pria di China, yang memiliki berat lebih dari 130 kg, meninggal dunia setelah menjalani operasi gastric bypass (operasi bariatrik) karena ingin memberikan kesan yang baik kepada orang tua kekasihnya.
Pria berusia 36 tahun, yang dikenal dengan nama samaran Li Jiang, dari provinsi Henan, China Utara, memiliki tinggi 174 cm dan berat lebih dari 134 kg.

Diberitakan SCMP, menurut kakak laki-lakinya, Li baru saja menjalin hubungan yang serius dan ingin menurunkan berat badan sebelum bertemu dengan calon mertua.

"Hubungan berjalan baik, jadi dia ingin menjadi lebih langsing sebelum bertemu orang tuanya. Dia melakukannya karena dia sedang mempersiapkan pernikahan," kata sang kakak.

Kondisi Memburuk Setelah Operasi

Li Jiang dirawat di Rumah Sakit Rakyat Kesembilan di Zhengzhou pada 30 September untuk menjalani prosedur tersebut. Operasi berhasil dilakukan pada 2 Oktober, dan ia dipindahkan ke unit perawatan intensif (ICU) sebelum dipindahkan ke bangsal umum keesokan harinya.

Namun, pada 4 Oktober, kondisinya tiba-tiba memburuk. Sekitar pukul 6.40 pagi, ia ditemukan berhenti bernapas dan segera dilarikan kembali ke ICU untuk perawatan darurat. Li Jiang dinyatakan meninggal pada 5 Oktober karena gagal napas.

Berdasarkan catatan medis, Li didiagnosis sindrom metabolik, hipertensi, dan memiliki riwayat hati berlemak (fatty liver).

Hasil autopsi

Keluarga Li Jiang mempertanyakan apakah pihak rumah sakit telah menilai kondisi fisik Li dengan benar sebelum operasi. Mereka juga menyuarakan kekhawatiran tentang penanganan komplikasi pasca-operasi dan ketepatan waktu pemberian perawatan darurat.

Menanggapi hal ini, pihak rumah sakit menyatakan kepada Jimu News bahwa setelah peninjauan menyeluruh, mereka mengonfirmasi bahwa pasien telah memenuhi indikasi klinis yang jelas untuk dilakukan operasi. Mereka juga mengklaim tim medis merespons segera ketika kondisi pasien memburuk.

Pada 10 Oktober, kedua belah pihak sepakat menyerahkan kasus ini kepada Komisi Kesehatan setempat untuk melakukan autopsi dan menentukan penyebab kematian.

"Laporan autopsi akhir akan menjadi dasar paling otoritatif untuk menentukan penyebab kematian," kata pihak rumah sakit, menambahkan bahwa mereka akan bertanggung jawab penuh sesuai dengan hasil dan peraturan yang berlaku. *** 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak