RIAU24.COM -Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia (AsSDM) Irjen Anwar mengungkap sejumlah masalah yang masih dihadapi oleh anggota yakni intoleransi hingga LGBT.
Hal ini disampaikan Anwar dalam diskusi 'Rekonstruksi Jati Diri Bangsa Merajut Nusantara untuk Mewujudkan Polri Sadar Berkarakter.'
"Apakah ada masalah di Polri? Ada. Jadi saya harus jujur mengatakan, berkaitan dengan SSDM polri, masalah apa yang kita hadapi? Satu, masalah intoleransi, masalah radikal, Apakah polri sudah terpapar? Iya. Kita harus akui," ujarnya dalam diskusi yang disiarkan lewat akun YouTube Divisi Humas Polri, dikutip Selasa (28/10).
Ia lantas mencontohkan kasus anggota Polwan di Maluku Utara yang terpapar paham radikal beberapa waktu lalu. Menurutnya korban terhasut oleh informasi dari media sosial hingga keluar dari Polri dan bergabung dengan kelompok radikal.
Selain itu, Anwar juga mencontohkan kegiatan lainnya yakni Polisi Cinta Sunnah (PCS) yang justru berujung kepada penyebaran paham Wahabi.
"Doktrinnya melaksanakan Sunnah Nabi Muhammad Saw tapi dilencengkan. Karena memang untuk masuk kegiatan itu harus menunjukkan yang benar, yang ujungnya adalah Wahabi. Wahabi itu apa? Teroris. Di sini ada di kepolisian," jelasnya.
Oleh sebab itu, Anwar mengatakan untuk mengantisipasi adanya paparan paham radikal, Polri rutin untuk menggelar kegiatan agama setiap hari Kamis. Ia menekankan peranan media sosial untuk dimanfaatkan melawan penyebaran paham radikal.
"Mereka bisa mencuci otak dengan medsos, maka kita juga gunakan medsos untuk mencuci otak anggota kita yang benar. Untuk mengimbangi," ujarnya.
Selain masalah radikalisme, Anwar mengatakan masalah lainnya yang menjangkiti Polri yakni LGBT. Hingga kini, dia mengaku masih kesulitan untuk mendeteksi anggota yang terpapar LGBT.
Ia bahkan mengaku sedang mencari alat yang dapat mendeteksi LGBT. Sebab, kata dia, proses deteksi melalui jejak digital masih sulit dilakukan.
"Saya masih mencari, di mana alat untuk bisa mendeteksi itu. Rupanya kita belum punya. Mungkin nanti kita mencari ke situ (teknologi)" jelasnya.
Lebih lanjut, Anwar menegaskan seluruh anggota yang terpapar LGBT sudah dikenakan sanksi berupa Pemecatan Tidak Dengan Hormat (PTDH). Ia memastikan tidak ada toleransi bagi pelanggaran apapun yang dilakukan anggota.
"Polisi sekarang tidak mentoleran hal seperti itu. Akhirnya begitu terjadi, ketahuan ya sudah diproses, lalu PTDH," pungkasnya.
(***)