Iran Menyatakan Terbuka Terhadap Perundingan Nuklir yang 'Adil' Namun Tidak akan Hentikan Pengayaan Uranium

R24/tya
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi/ Reuters
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi/ Reuters

RIAU24.COM Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan pada hari Sabtu (11 Oktober) bahwa Teheran bersedia mempertimbangkan proposal nuklir yang wajar, seimbang, dan adil dari Amerika Serikat, tetapi menekankan bahwa belum ada tawaran semacam itu yang diterima.

"Jika kami menerima proposal yang wajar, seimbang, dan adil dari Amerika untuk negosiasi, kami pasti akan mempertimbangkannya," kata Araghchi kepada televisi pemerintah.

Namun, ia menekankan bahwa Iran akan terus memperkaya uranium sambil menjajaki langkah-langkah untuk membangun kepercayaan internasional terhadap sifat damai program nuklirnya.

Iran mengatakan semuanya tergantung pada AS

Menteri Luar Negeri Iran mengatakan bahwa kemajuan apa pun dalam perundingan nuklir AS-Iran akan bergantung pada langkah-langkah timbal balik yang diambil AS, seperti pencabutan beberapa sanksi.

"Tentu saja, ini bergantung pada langkah-langkah yang diambil pihak lain untuk membangun kepercayaan — dengan mencabut sebagian sanksi," ujarnya, seraya menambahkan bahwa kedua negara dilaporkan bertukar pesan melalui mediator.

Pembicaraan nuklir tetap menegangkan

Ketegangan antara Iran dan AS meningkat setelah lima putaran negosiasi nuklir terhenti, yang semakin diperumit oleh konflik dua belas hari pada bulan Juni tahun ini.

Selama perang tersebut, AS mendukung Israel dalam serangan terhadap situs-situs nuklir utama Iran.

Sementara Iran bersikeras kegiatan nuklirnya bersifat damai, AS dan beberapa sekutu Eropa menuntut penghentian total pengayaan uranium.

Iran tentang gencatan senjata di Gaza dan Israel

Araghchi juga turut mengomentari gencatan senjata di Gaza setelah dua tahun perang.

Ia menyatakan ketidakpercayaannya yang kuat terhadap Israel, menyebutnya rezim Zionis dan menuduhnya melanggar perjanjian gencatan senjata sebelumnya.

Namun, ia mengatakan Iran mendukung rencana apa pun yang menghentikan serangan Israel.

"Kami memperingatkan tentang tipu daya dan pengkhianatan rezim Zionis (Israel) terkait perjanjian-perjanjian sebelumnya... Sama sekali tidak ada kepercayaan terhadap rezim Zionis," ujarnya, seraya menambahkan, "Setiap rencana yang bertujuan menghentikan kejahatan-kejahatan (Israel) ini selalu kami dukung."

Araghchi juga menepis kemungkinan Iran bergabung dengan Perjanjian Abraham, dan menyebut usulan Presiden AS Donald Trump sebagai angan-angan belaka.

Ia menegaskan kembali bahwa Teheran tidak akan pernah mengakui Israel, yang ia tuduh melakukan genosida dan membunuh anak-anak.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak